Peringatan itu disampaikan Erdogan ketika berbicara kepada parlemen Turki pada Sabtu lalu (1/10), seperti dimuat
ANI News.
"Sampai janji yang dibuat untuk negara kita ditepati, kita akan mempertahankan posisi prinsip kita. Tentu saja, keputusan akhir akan berada di tangan parlemen kita yang hebat," ujarnya.
Langkah Swedia dan Finlandia untuk bergabung dengan NATO muncul setelah invasi Rusia ke Ukraina yang memicu kekhawatiran dari dua negara Nordik yang dikenal lebih netral itu.
Untuk menjadi anggota NATO, Swedia dan Finlandia harus mendapatkan izin dari semua 30 negara anggota NATO. Sejauh ini, semua negara, kecuali Turki dan Hongaria, telah menyetujui proposal dari Swedia dan Finlandia, juga telah membawa ke parlemen untuk diratifikasi.
Pada Mei lalu, Turki mengumumkan akan memblokir upaya Swedia dan Finlandia untuk bergabung dengan NATO, kecuali jika mereka berhenti mendukung kelompok militan Kurdi yang beroperasi di wilayah mereka, mempercepat pekerjaan atas permintaan ekstradisi Ankara terhadap militan PKK, dan mencabut semua larangan penjualan senjata ke Ankara.
Sebelum pertemuan puncak NATO di Madrid pada 28 Juni, Turki bersama Swedia dan Finlandia kemudian mencapai kesepakatan. Terlepas dari kesepakatan itu, Erdogan menjelaskan bahwa Turki dapat memblokir sekali lagi aksesi Swedia dan Finlandia dengan tidak menyerahkannya ke Parlemen Turki untuk diratifikasi jika Ankara tidak puas dengan cara Swedia dan Finlandia mengimplementasikan perjanjian tersebut.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: