Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dianggap Tidak Layak Ikut Perang, Ribuan Warga Rusia Dipulangkan Kembali

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/alifia-dwi-ramandhita-1'>ALIFIA DWI RAMANDHITA</a>
LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA
  • Selasa, 04 Oktober 2022, 09:12 WIB
Dianggap Tidak Layak Ikut Perang, Ribuan Warga Rusia Dipulangkan Kembali
Ilustrasi/Net
RMOL. Ribuan warga Rusia yang dimobilisasi ke Ukraina untuk menjalani wajib militer telah dipulangkan kembali setelah mereka dianggap tidak layak untuk bertugas.

Menurut laporan dari Gubernur Wilayah Khabarovsk di Timur Jauh Rusia, Mikhail Degtyarev, beberapa ribu pria telah melapor untuk pendaftaran wamil dalam 10 hari sejak kebijakan itu ditetapkan. Akan tetapi banyak dari mereka yang tidak memenuhi syarat.

“Sekitar setengah dari mereka kami pulangkan karena mereka tidak memenuhi kriteria seleksi untuk menjalani dinas militer,” kata Degtyarev lewat unggahan video di aplikasi Telegram, yang dimuat Aljazeera pada Senin (3/10).

Sementara beberapa warga Rusia lainnya banyak yang mencoba kabur ke negara lain untuk menghindari aturan wajib militer ini. Kritik atas kebijakan yang dilakukan Putin ini telah meluas di dalam negeri. Sekitar 2.000 orang ditangkap karena mencoba menyerukan protes anti-perang di lebih dari 30 kota.

Lebih lanjut dalam laporan, Degtyarev mengatakan, komisaris militer di wilayah itu telah dicopot, tetapi pemecatannya tidak akan mempengaruhi mobilisasi.

Di medan tempur, pasukan Ukraina mengklaim telah merebut kembali wilayah Lyman di Donetsk dari Rusia. Kyiv kini tengah menyiapkan panggung untuk kemajuannya lebih lanjut, yang dapat memotong ribuan tentara Rusia saat musim dingin tiba.

Militer Moskow kini dianggap tampak semakin kacau karena mengalami kemunduran militer dan wilayahnya yang telah direbut kembali oleh serangan balasan Kyiv.

Beberapa hari sebelumnya, Putin memploklamirkan pencaplokan empat wilayah yang hampir mencakup seperlima wilayah Ukraina, termasuk Lyman.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan perebutan Lyman pada Sabtu (2/10) membuktikan bahwa Ukraina mampu mengusir pasukan Rusia dan menunjukkan dampak dari pengiriman senjata Barat ke Ukraina.

Sementara Kementerian Pertahanan Rusia pada Sabtu mengatakan pihaknya menarik mundur tentara dari Lyman karena adanya ancaman pengepungan. Mereka tidak menyebut perebutan kembali Lyman dalam laporan hariannya, tetapi mereka mengatakan bahwa pasukan Rusia telah menghancurkan tujuh depot artileri dan rudal di wilayah Kharkiv, Zaporizhzhia, Mykolaiv dan Donetsk.

Perebutan Lyman disebut menjadi kekalahan terbesar Rusia sejak Ukraina melancarkan serangan kilat di Kharkiv pada September. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA