Di Twitter, Musk membuat jajak pendapat untuk menggelar referendum ulang di Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzhia di bawah pengawasan PBB sebagai bagian dari upaya menciptakan perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
"Ulangi pemilihan di daerah yang dicaplok di bawah pengawasan PBB. Rusia pergi jika itu adalah kehendak rakyat," cuit Musk, sembari menyediakan jajak pendapat "ya" atau "tidak".
Dalam cuitan itu, orang terkaya nomor satu di dunia itu mengatakan Krimea telah kembali ke Rusia seperti halnya 1783, sebelum Nikita Khrushchev memasukkannya ke wilayah Ukraina.
Di samping itu, ia mengatakan, perdamaian juga dapat tercipta jika Ukraina tetap netral.
Musk kemudian menyimpulkan, hanya warga Donbas dan Krimea yang bisa memutuskan untuk menjadi bagian dari Rusia atau Ukraina.
Tidak lama, Zelensky membuat jajak pendapat balasan untuk Musk.
"@elonmusk mana yang lebih kamu sukai?" cuitnya, sembari menambahkan pilihan "orang yang mendukung Ukraina" atau "orang yang mendukung Rusia".
Cuitan itu dibalas Musk segera.
"Saya masih sangat mendukung Ukraina, tetapi saya yakin bahwa eskalasi perang yang besar akan menyebabkan kerugian besar bagi Ukraina dan mungkin dunia," jawabnya.
Perang antara Musk dan Zelensky ini tampaknya lebih banyak berpihak pada Presiden Ukraina. Presiden Lithuania Gitanas Nauseda juga turut membela Zelensky.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: