“Penurunan yang tak terduga di pasar dan tidak tersedianya kapas berkualitas baik setelah hujan lebat dan banjir (membuat) pabrik perusahaan telah ditutup sementara,†ujar AN Textile yang berbasis di Faisalabad, yang dimuat
ANI News pada Selasa (4/10).
Kini ekonomi Pakistan semakin terguncang, karena sektor ini telah menyumbang sekitar 8 persen ekonomi negara dan setengah pendapatan ekspor Pakistan lewat pabrik tekstil ini. Sementara itu sebanyak 10 juta karyawan juga terancam menjadi pengangguran setelah banjir telah merusak sekitar 35 persen tanaman kapas.
Sedangkan perusahaan-perusahaan besar yang memasok ke perusahaan global seperti Nike, Adidas dan Puma disebut tidak terlalu terpengaruh oleh kehancuran tanaman kapas ini, sebab stok kapas mereka masih cukup untuk melakukan produksi. Namun pabrik-pabrik kecil Pakistan yang kebanyakan membuat seprai dan handuk untuk ekspor ke AS dan Eropa mulai tutup.
Ketua Asosiasi Eksportir Tekstil Pakistan Khurram Mukhtar mengatakan faktor ini didukung oleh kekurangan kapas berkualitas baik, biaya bahan bakar yang tinggi, serta permintaan yang sedikit dari pasar domestik adalah alasan di balik penutupan pabrik tekstil kecil.
Mukhtar lebih lanjut melaporkan produksi kapas di Pakistan merosot menjadi 6,5 juta bal (masing-masing 170 kilogram) pada tahun ini, dengan target awal sekitar 11 juta bal.
Menurut kepala pelindung Asosiasi Pabrik Tekstil Seluruh Pakistan Gohar Ejaz, produksi tekstil yang menurun ini dapat menghabiskan sekitar 3 miliar dolar AS, jika Pakistan berniat untuk mengimpor kapas dari negara-negara seperti Brasil, Turki, AS, Afrika Timur dan Barat, dan Afghanistan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: