Pada Maret lalu, di tengah eskalasi serangan yang begitu cepat oleh Rusia, kedutaan Jepang telah dipindahkan sementara ke kantor penghubung yang didirikan di kota barat Lviv. Tetapi ketika agresi semalkin meningkat, mereka meninggalkan Ukraina dan memindahkan operasinya ke luar negeri pada akhir bulan itu.
Untuk saat ini kedutaan akan beroperasi dengan jumlah staf yang minimum termasuk Duta Besar Kuninori Matsuda, untuk memastikan keamanan. Fungsinya masih akan terbatas pada pengumpulan informasi dan penghubung serta koordinasi antara Jepang dengan pemerintah Ukraina.
"Kami menemukan kemungkinan untuk mengoperasikan kedutaan(kembali) dengan mengambil langkah-langkah keamanan yang memadai," kata Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno pada konferensi pers, yang dimuat
Japan Times.
Sumber-sumber diplomat sebelumnya mengatakan bahwa dibukanya kembali Kedutaan Besar Jepang di Ukraina ini karena situasi keamanan di negara tersebut dianggap sudah berangsur aman, dan negara-negara industri Kelompok Tujuh lainya juga telah membuka kembali operasi diplomatiknya di Ukraina.
Jepang adalah negara Kelompok Tujuh terakhir yang membuka kembali kedutaan besarnya di Ukraina.
Dengan kembali dibukanya kedutaan, Jepang berencana meningkatkan lagi koordinasinya dengan negara-negara G7 dalam bidang-bidang seperti bantuan rekonstruksi untuk Ukraina. Sementara enam anggota G7 lainnya seperti Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, dan Amerika Serikat telah membuka kembali kedutaan mereka sejak April dan Mei lalu, sebelum musim panas berlangsung.
Di Kyiv, serangan oleh pasukan Rusia telah mereda, dan banyak warga yang mengungsi di dalam dan di luar Ukraina telah datang kembali.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: