"Terdapat 38 anggota OECD yang memutuskan untuk mengakui Ukraina sebagai calon anggota, menyusul permintaan dari Kyiv," ujar Sekretaris Jenderal OECD, Mathias Cormann seperti dimuat
US News pada Rabu (5/10).
Cormann menjelaskan bahwa proses masuknya keanggotaan baru akan sulit dan memakan waktu yang lama karena OECD perlu mempertimbangkan beberapa standar dan kriteria yang harus dipenuhi Ukraina.
"Prosedur aksesi ini rumit dan bisa memakan waktu lama dengan calon anggota yang diminta untuk menunjukkan atau membawa kebijakan mereka ke standar OECD di bidang-bidang seperti tindakan anti-penyuapan, pajak, lingkungan dan statistik," jelasnya.
Setelah aksesi awal keanggotaan diberikan, lanjut Cormann, negara-negara anggota OECD akan mempertimbangkan untuk membuka diskusi dan menyiapkan rancangan peta jalan bagi Ukraina.
"Mendapatkan akses ke organisasi dianggap sebagai pengakuan bahwa ekonomi suatu negara telah mencapai tingkat yang setara dengan negara maju dan industri lainnya yang menjadi anggotanya," kata Cormann.
Meski begitu, Sekjen OECD telah berkomitmen untuk tetap mendukung Ukraina dan rakyatnya melalui rekonstruksi dan pemulihan negara, sambil berharap bahwa perdamaian dan stabilitas dapat cepat hadir di Kyiv.
Tak hanya Ukraina yang ingin menjadi anggota OECD, musuhnya dalam perang yakni Rusia juga pernah mengajukan diri masuk ke dalam keanggotaan.
Namun aksesi itu ditangguhkan sejak Kremlin merebut wilayah Krimea pada 2014. Tahun ini, OECD resmi menutup proses pengajuan anggota sejak invasi ke Kyiv diluncurkan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: