Perdana Menteri Haiti Ariel Henry pada Rabu (5/10) mendesak bantuan internasional untuk menangani para geng kejahatan, karena blokade tersebut telah membuat warganya kekurangan banyak pasokan energi dan air untuk konsumsi.
"Saya meminta seluruh komunitas internasional, semua negara yang berteman dengan Haiti, untuk berdiri bersama kami dan membantu kami memerangi krisis kemanusiaan ini," kata Henry dalam pidato yang disiarkan televisi seperti dimuat
Swiss Info.
Henry menyatakan selama seminggu terakhir, pihaknya telah berwenang mengkonfirmasi adanya wabah kolera. Disinyalir penyebaran penyakit itu semakin luas karena kekurangan air, warga terpaksa meminum air yang sudah terkontaminasi.
"Kami ingin air minum dan obat-obatan. Wabah kolera mulai menjangkit warga kami. Kami ingin agar pabrik-pabrik yang memproduksi air minum mulai bekerja kembali. Kami membutuhkan dokter dan perawat dan kami membutuhkam bahan bakar untuk mencapai rumah sakit," ujarnya.
Blokade bahan bakar dimulai tak lama setelah pengumuman pemerintah pada 11 September menyatakan subsidi bahan bakar akan dipotong. Kebijakan itu memicu kemarahan di antara warga Haiti yang sudah sangat menderita dengan harga BBM yang meroket.
Geng-geng Haiti yang marah dengan keputusan pemerintah, melakukan aksi pemblokiran di pintu masuk ke terminal bahan bakar Varreux. Hal itu semakin memperparah krisis kemanusiaan di Haiti, yang membuat semua sektor kehidupan warga menjadi lumpuh dan penyakit lebih mudah tersebar.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: