Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Masih Ada Harapan, Pertumbuhan Ekonomi Yaman Diproyeksikan Capai 2 Persen

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/alifia-dwi-ramandhita-1'>ALIFIA DWI RAMANDHITA</a>
LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA
  • Minggu, 09 Oktober 2022, 07:02 WIB
Masih Ada Harapan, Pertumbuhan Ekonomi Yaman Diproyeksikan Capai 2 Persen
Ilustrasi/Net
rmol news logo Yaman yang dijuluki sebagai negara termiskin di Jazirah Arab kini memiliki secercah harapan. Sebab Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan bahwa Yaman akan segera mencapai pertumbuhan ekonomi moderat sekitar dua persen pada tahun ini, dan 3,2 persen pada 2023 mendatang.

Akan tetapi, IMF menyerukan lebih banyak reformasi yang lebih dulu harus dilakukan oleh Yaman, terutama yang berkaitan dengan tarif dolar bea cukai, dukungan untuk sektor listrik, transparansi dalam pengelolaan keuangan, dan akuntabilitas dalam penggunaan sumber daya keuangan yang langka.

Pengumuman itu muncul dalam akhir kunjungan tim IMF, yang dipimpin oleh Brett Rayner, ke Yordania, yang bertemu dengan perwakilan pemerintah Yaman, dari 27 September hingga 6 Oktober.

Diskusi tersebut membahas perkembangan ekonomi baru-baru ini di Yaman, prospek, serta kemajuan reformasi utama. IMF telah menyoroti pada beberapa perkembangan yang menggembirakan di negara Timur Tengah ini, yang telah membuka jalan menuju stabilitas makro ekonomi yang lebih besar.

“Secara khusus, gencatan senjata telah mendukung periode yang relatif tenang, termasuk pengurangan korban konflik dan stabilitas nilai tukar yang lebih besar,” dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh IMF, dimuat dalam Asharq Al Awsat pada Jumat (7/10).

Kedepannya, nilai tukar diperkirakan akan relatif lebih stabil dan penurunan harga pangan global baru-baru ini kemungkinan akan berpengaruh ke dalam inflasi yang lebih rendah menjelang akhir tahun.

Output ekonomi di negara tersebut juga telah diperkirakan akan stabil secara luas, dengan pertumbuhan ekonomi yang moderat sekitar 2 persen pada tahun 2022 dan 3,2 persen pada tahun 2023, meskipun dengan ketidakpastian yang cukup besar mengenai evolusi konflik dan ketersediaan pembiayaan eksternal.

Sebelumnya, harga komoditas global yang meningkat telah menambah tekanan inflasi dan memperburuk kerawanan pangan di Yaman, yang ekonominya semakin memburuk akibat mereka menghadapi penurunan volume impor gandum. Konflik politik di Yaman yang terus berlangsung juga telah mengakibatkan sebagian besar penduduknya menghadapi kelaparan akut karena perang. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA