Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Jelang Presidensi G20 Tahun Depan, India Harus Banyak Belajar dari Indonesia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/hani-fatunnisa-1'>HANI FATUNNISA</a>
LAPORAN: HANI FATUNNISA
  • Senin, 10 Oktober 2022, 08:42 WIB
Jelang Presidensi G20 Tahun Depan, India Harus Banyak Belajar dari Indonesia
Presiden Indonesia, Joko Widodo dan PM India, Narendra Modi/Net
rmol news logo Kepresidenan Indonesia di G20 akan berakhir pada Desember mendatang. Bersamaan dengan itu, India secara resmi akan meneruskan kepemimpinan hingga tahun berikutnya.

Sebelum hari itu tiba, Gugus Tugas 1 Think 20 (T20) tentang Perdagangan Terbuka dan Investasi Berkelanjutan, Jane Drake Brockman dan Manjeet Kripalani menyarankan India untuk mulai mengevaluasi dan mempersiapkan diri sebelum resmi menerima tanggung jawab tersebut.

Menurut keduanya, menjadi tuan rumah G20 tidak hanya dilihat sebatas peluang promosi pariwisata dan investasi belaka. India membutuhkan lebih banyak kebijakan yang berdedikasi dan konsisten di setiap tingkat, termasuk komunitas akademik dan bisnis untuk memaksimalkan peluang tersebut.

Merujuk pada persepsi eksternal yang terbangun, India dinilai belum banyak terlibat dalam kerjasama multilateral dan global, termasuk di G20 dan WTO. Dengan pertumbuhan ekonomi terbesar kelima di dunia, peran New Delhi harusnya bisa lebih besar di forum internasional.  

Selama kepresidenannya pada G20,  Indonesia telah menunjukkan peran aktifnya di berbagai kelompok perdagangan dan kerja sama ekonomi regional termasuk ASEAN, FTA ASEAN, KTT Asia Timur ASEAN plus 6, Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional mega-regional (RCEP) dan kelompok kerja sama ekonomi 21 anggota di bawah APEC.

Berkaca pada keberhasilan itu, India dinilai perlu mengikuti cara Indonesia yang berfokus pada interaksi dan jalinan keakraban dengan organisasi internasional maupun global guna memperoleh ikatan kerjasama dengan seluruh aktor di Asia dan Pasifik.

Sementara itu, keterlibatan ekonomi multilateral atau regional India lebih sedikit dan minat yang relatif kecil. Sebab pemerintah lebih banyak membuka ekonomi domestik dibandingkan dengan perdagangan global, ditambah lagi keahlian pemerintah, akademisi atau perusahaan masih terbatas.

Sama seperti Indonesia, India dapat melibatkan Indian Ocean Rim Association (IORA), dan anggota Bay of Bengal Initiative for Multi-Sectoral Technical and Economic Cooperation (BIMSTEC) dalam program kepresidenannya di G20.

Meski begitu, kedua penulis telah melihat banyak perubahan yang dilakukan India. Pertama, Atas prakarsa India, Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) yang didanai Jepang mengumumkan Forum Penelitian G20 yang berfokus pada isu-isu pembangunan.

Kedua, Kementerian Perdagangan India berambisi meningkatkan perdagangan multilateral dengan target ekspor senilai Rp 30.581 triliun pada tahun 2047.

Terakhir, keunggulan India di bidang digital menjadi salah satu fokus yang diutamakan. New Delhi Berupaya agar pusat outsourcing layanan teknologi dan informasi digital serta bisnisnya menjadi yang teratas di dunia. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA