Proyek senilai 5 miliar dolar AS yang dibiayai 90 persen oleh China itu menggantikan apa yang disebut "Lunatic Express" yaitu jalur yang dibangun lebih dari satu abad lalu oleh kekuatan kolonial Inggris yang gagal karena penundaan dan kerusakan yang lama.
Harian Bisnis Kenya melaporkan bahwa pemerintah gagal membayar bunga pinjaman pada tahun keuangan yang berakhir Juni, yang akhirnya mengharuskan Kenya membayar denda sebesar 1,312 miliar shilling Kenya (setara 10,8 juta dolar AS).
Tetapi Sekretaris Kabinet Keuangan Ukur Yatani menolak laporan itu sebagai informasi yang salah, dengan mengatakan posisi keuangan kekuatan ekonomi Afrika Timur itu dalam keadaan sehat dan kuat.
Yatani mengatakan tidak ada alasan untuk khawatir karena negara tersebut sering menjalani tinjauan peringkat kedaulatan independen yang dipublikasikan secara luas.
"Belum pernah Kenya ditandai sebagai negara yang gagal memenuhi kewajiban utang luar negerinya," katanya, seperti dikutip dari
Africa News, Sabtu (15/10).
China menjadi negara terbesar kedua di Kenya setelah Bank Dunia yang telah ikut mendanai sejumlah proyek infrastruktur mahal. Sesuatu yang telah telah menimbulkan kekhawatiran bahwa Nairobi mengambil lebih banyak utang daripada yang mampu dibayarnya.
Beban utang publik Kenya pada Juni mencapai 8,6 triliun shilling (setara 71,1 miliar), naik 11,5 persen dari tahun sebelumnya, menurut angka pemerintah.
Pembayaran bunga pinjaman bagaimanapun telah melonjak dalam beberapa bulan terakhir karena nilai shilling dengan cepat melemah terhadap mata uang internasional.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: