Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pemimpin Kudeta Ibrahim Traore Diangkat sebagai Presiden Burkina Faso

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 15 Oktober 2022, 12:22 WIB
Pemimpin Kudeta Ibrahim Traore Diangkat sebagai Presiden Burkina Faso
Pendukung Ibrahim Traore berkumpul di luar Majelis Nasional mengibarkan bendera Burkina Faso dan Rusia di Ouagadougou, Jumat 14 Oktober 2022/Net.
rmol news logo Burkina Faso kembali berganti kepemimpinan setelah insiden kudeta yang dipimpin Kapten Ibrahim Traore dua pekan lalu.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Dalam pertemuan nasional yang terjadi Jumat (14/10) Traore, sang pemimpin kudeta kedua dalam delapan bulan di negara Afrika Barat itu ditunjuk sebagai presiden transisi Burkina Faso.

Sekitar 300 delegasi, termasuk perwakilan dari tentara dan polisi, organisasi adat dan agama, masyarakat sipil, serikat pekerja dan partai bertemu di ibu kota negara Ouagadougou untuk membahas rencana untuk mengarahkan negara kembali ke pemerintahan demokratis.

"Forum nasional menunjuk presiden transisi Traore," kata Omega Radio, seperti dimuat AFP, Sabtu (15/10).

Traore diperkirakan akan memimpin negara itu hingga pemilihan umum pada Juli 2024, menurut piagam transisi.

Bulan lalu, Traore (34) memimpin sekelompok tentara yang tidak puas untuk menggulingkan Letnan Kolonel Paul-Henri Sandaogo Damiba yang telah merebut kekuasaan pada Januari.

Penunjukan Traore sudah diperkirakan secara luas setelah ia diangkat sebagai presiden oleh kelompok junta yang menamakan dirinya Gerakan Patriotik untuk Pengamanan dan Pemulihan (MPSR).

Traore diberi pangkat kapten pada tahun 2020 setelah kembali dari misi penjaga perdamaian MINUSMA PBB di negara tetangga Mali pada tahun 2018.

Setelah kudeta Januari yang menggulingkan Presiden Roch Marc Christian Kabore, Traore menjadi anggota MPSR.

Burkina Faso telah menderita ketidakamanan terus-menerus yang ditimbulkan oleh pemberontakan yang menyebar dari Mali dalam dekade terakhir.

Kabore dan Damiba dituduh gagal mengatasi ketidakamanan yang meningkat yang ditimbulkan oleh kelompok teror di beberapa bagian negara itu.

Data resmi yang diterbitkan 31 Agustus menunjukkan lebih dari 1,5 juta orang mengungsi akibat ketidakamanan dan kekerasan di negara itu. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA