Dalam sebuah pernyataan pada Selasa (19/10), Kementerian Luar Negeri Palestina memuji keputusan itu sebagai “koreksi positif terhadap posisi Australia.â€
Kementerian juga memuji seruan Canberra untuk menerapkan solusi dua negara. Mereka kemudian mendesak pemerintah Australia untuk melangkah lebih jauh dan mengakui negara Palestina.
“Keputusan Australia ini mendukung upaya internasional dan regional untuk menghidupkan kembali proses perdamaian dan negosiasi antara Palestina dan Israel,†kata Kementerian, menyerukan negara-negara lain yang membuat keputusan “salah†mengenai Yerusalem untuk mundur, seperti dikutip dari
The Jerusalem Post, Rabu (19/10).
Tanggapan serupa juga disampaikan Sekretaris Jenderal PLO Hussein al-Sheikh, memuji pengumuman Australia tentang Yerusalem dan solusi dua negara “sesuai dengan legitimasi internasional.â€
“Kami juga menghargai pernyataan Australia bahwa masa depan kedaulatan atas Yerusalem bergantung pada solusi permanen berdasarkan legitimasi internasional, yang merupakan solusi dua negara,†kata al-Sheikh.
Hamas dan Jihad Islam Palestina juga menyambut baik keputusan Australia, menggambarkannya sebagai kemenangan bagi perjuangan dan narasi Palestina.
Hal berbeda dirasakan oleh Israel yang pada Selasa menyuarakan kekecewaannya dengan memanggil Duta Besar Australia Paul Griffiths. Direktur Politik Kementerian Luar Negeri Israel Aliza Bin-Noun menyebut langkah Pemerintah Anthony Albanese sebagai "keputusan buruk" yang berisiko mendorong para ekstremis untuk lebih beragitasi di wilayah tersebut.
Kekecewaan juga datang dari Perdana Menteri Yair Lapid. Ia menyebut keputusan itu sebagai "tanggapan tergesa-gesa terhadap laporan yang salah di media".
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: