Dimuat
ANI News pada Sabtu (22/10), ketetapan tanggal yang pasti untuk gelaran protes kedua yang dinamakan Haqeeqi Azadi atau kebebasan sejati rencananya akan diumumkan Khan pekan depan.
"Saya akan mengumumkan tanggal long march pada Kamis atau Jumat," katanya saat mengadakan konferensi pers bersama Senator Azam Swati yang sempat diadili atas kasus cuitan kontroversial terhadap Panglima Angkatan Darat, Qamar Javed Bajwa.
Rencana protes besar-besaran tersebut akan menjadi yang kedua kalinya setelah protes Azadi Rally yang diserukan partai Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) besutan Khan pada 25 Mei lalu.
Melalui protesnya nanti, Khan dan pengikutnya akan menyerukan pembubaran Majelis Nasional dan pemilihan umum ulang.
Mantan perdana menteri itu optimis maju dalam pemilihan dan menilai PM saat ini, Shehbaz Sharif terus menolak mengadakan pemilihan umum karena takut menderita kekalahan apalagi merujuk pada hasil survei baru-baru ini.
Terkait dengan diskualifikasi ECP, Khan mengecam putusan tersebut dan menyebut adanya campur tangan pihak ketiga yang sengaja memojokkanya.
“Satu hal yang pasti, pemimpin ECP tidak bisa memberikan vonis ini sendiri. Semua orang tahu bahwa dia adalah pelayan keluarga Sharif (PM Pakistan)," tegasnya.
Lebih lanjut Khan mengatakan telah menempuh proses hukum dengan mengajukan banding di Pengadilan Tinggi Islamabad melalui pengacaranya, Ali Zafar.
Diskualifikasi Khan oleh ECP dilakukan karena ia gagal membuktikan asal uang yang diterimanya setelah menjual hadiah negara, atau dikenal sebagai kasus Toshakhana.
Sejak dia digulingkan dari kekuasaan pada bulan April lalu, Khan, politisi yang berubah menjadi pemain kriket, telah berulang kali mengklaim bahwa mosi tidak percaya terhadapnya adalah hasil dari konspirasi asing.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: