Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Enam Jam Kepung Hotel, Jihadis Somalia Hilangkan Sembilan Nyawa

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 25 Oktober 2022, 09:15 WIB
Enam Jam Kepung Hotel, Jihadis Somalia Hilangkan Sembilan Nyawa
Hotel di Somalia hancur oleh bom jihadis/Net
rmol news logo Aksi terorisme yang dilakukan kelompok jihadis Islam Al-Shabaab terus menghantui warga Somalia. Serangan terbaru mereka di sebuah hotel di Kismayo, Somalia selatan menewaskan 9 orang dan melukai 47 lainnya.

Dalam keterangannya, kementerian keamanan wilayah itu mengatakan serangan terjadi setelah lebih dari enam jam pengepungan yang dilakukan kelompok tersebut pada Minggu (23/10) waktu setempat.

Serangan, yang dimulai sekitar pukul 12:45 waktu setempat, berakhir sekitar pukul 19:00 setelah tiga penyerang di dalam hotel ditembak mati oleh pasukan keamanan negara bagian Jubaland.

Menteri Keamanan Jubaland, Yusuf Hussein Osman, mengatakan dari sembilan orang yang tewas termasuk siswa yang meninggalkan sekolah terdekat pada saat serangan.

"Pasukan keamanan mengakhiri pengepungan pada waktu yang tepat," kata Osman, seperti dikutip dari Africa News, Selasa (25/10).

Dikatakan bahwa serangan itu dilakukan oleh empat orang, di mana satu orang berperan melakukan serangan bunuh diri, diikuti dengan penyusupan tiga orang bersenjata ke dalam hotel.

Saksi mata mengatakan kepada AFP bahwa itu adalah bom mobil.

"Seorang pembom bunuh diri mengendarai kendaraan ke pintu masuk hotel sebelum orang-orang bersenjata memasuki gedung. Penembakan dimulai di dalam," kata salah satu saksi bernamabFarhan Hassan.

Al-Shabaab mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, dengan mengatakan mereka menargetkan sebuah hotel tempat para pejabat pemerintahan Jubaland berkumpul.

Kismayo pernah menjadi kubu Al-Shabaab sebelum diambil alih pada 2012 oleh milisi lokal yang didukung oleh pasukan Kenya.

Kelompok tersebut juga telah melakukan serangan serupa terhadap otoritas lokal di sebuah hotel di kota itu pada Juli 2019, menewaskan sedikitnya 26 orang dan melukai 56 lainnya.

Al-Shabaab, yang terkait dengan al-Qaeda, telah memerangi pemerintah federal yang didukung internasional sejak 2007. Mereka telah diusir dari kota-kota besar - termasuk ibu kota Mogadishu pada 2011 - tetapi tetap mengakar kuat di sebagian besar daerah pedesaan, terutama di bagian selatan negara.

Dalam beberapa bulan terakhir, kelompok itu telah meningkatkan aktivitas mereka di Somalia, negara miskin dan tidak stabil di Tanduk Afrika, termasuk serangan spektakuler selama 30 jam di sebuah hotel di ibu kota Mogadishu pada akhir Agustus.

Setelah serangan, yang menewaskan sedikitnya 21 orang dan melukai 117, Presiden Hassan Sheikh Mohamoud menjanjikan perang habis-habisan untuk melenyapkan Al-Shabaab dan meminta penduduk untuk menjauh dari daerah-daerah yang dikuasai oleh kelompok itu.

Pasukan keamanan dan milisi klan lokal telah melancarkan operasi militer di pusat negara itu, yang menurut pihak berwenang telah memungkinkan mereka untuk mengambil latar belakang dari para pejuang Islam.

Militer AS juga melakukan serangan udara dan berhasil membunuh Abdullahi Yare, salah satu pemimpin tertinggi dan salah satu pendiri gerakan di selatan negara itu pada awal Oktober.

Beberapa jam setelah pemerintah Somalia mengumumkan kematiannya, terjadi serangan bom sebanyak tiga kali di sebuah gedung pemerintah di pusat kota Beledweyne dan menewaskan sedikitnya 30 orang dan melukai 58 lainnya.

Selain pemberontakan jihadis, Somalia juga terancam oleh kelaparan yang disebabkan kekeringan terburuk dalam lebih dari 40 tahun.

Laporan PBB menyebutkan bahwa sebanyak 7,8 juta orang, atau hampir setengah dari populasi negara itu terkena dampak kekeringan, dengan 213.000 di antaranya terancam kelaparan. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA