Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Lima Makna di Balik Wajah Baru Partai Komunis China Periode Ketiga Xi Jinping

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Selasa, 25 Oktober 2022, 18:16 WIB
Lima Makna di Balik Wajah Baru Partai Komunis China Periode Ketiga Xi Jinping
Presiden China Xi Jinping/Net
rmol news logo Kongres ke-20 Partai Komunis China yang baru rampung pada akhir pekan lalu menjadi sejarah baru negeri tirai bambu lantaran untuk pertama kalinya memiliki presiden tiga periode.

Xi Jinping kembali dipilih sebagai Sekretaris Jenderal PKC, yang artinya menjadi pemimpin negara berpopulasi 1,4 miliar jiwa tersebut.

Di periode ketiganya, Xi melakukan perombakan besar-besaran wajah PKC, khususnya Komite Tetap Politbiro yang menjadi inti kekuatan partai.

Dalam formasi barunya, Komite Tetap Politbiro yang beranggotakan tujuh orang ini memiliki empat anggota baru dan tiga petahana.

Posisi pertama ditempati oleh Xi Jinping. Kedua, Li Qiang yang akan menggantikan Perdana Menteri Li Keqiang pada Maret 2023 mendatang. Posisi ketiga ditempati Zhao Leji dan keempat Wang Huning. Kelima ada Cai Qi. Sementara keenam dan ketujuh diduduki Li Xi dan Ding Xuexiang.

Di antara ketujuhnya, hanya Xi Jinping, Zhao Leji, dan Wang Huning yang menjadi petahana.

Pengamat hubungan internasional dari Universitas Padjajaran, Teuku Rezasyah menyebut perombakan wajah PKC di periode ketiga Xi Jinping memiliki tujuan tersendiri.

Pertama, ia mengatakan, Xi berusaha meyakinkan publik atas keberhasilan China dalam menjalankan prinsip sosialisme model China secara konsisten dan berkelanjutan.

"Kedua, memberikan gambaran atas keberhasilan China menjadi negara unggulan, mengalahkan indikator-indikator pembangunan model Barat," lanjutnya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (25/10).

Di samping itu, Xi juga ingin menggambarkan visi, misi, dan tujuan pembangunan jangka panjang China, termasuk target-target spektakulernya yang ingin diraih.

Menurut Teuku juga, Xi tampaknya berusaha meyakinkan dunia untuk mengikuti aturan-aturan dan pembangunan yang selama ini dilakukan oleh China.

"Kelima, meyakinkan dunia akan peranan internasional China di masa depan, yang akan bernuansa damai dan menghargai hukum internasional," tambahnya.

Dalam pidatonya di hadapan 2.300 delegasi PKC selama pembukaan Kongres pada Minggu (16/10), Xi menekankan berbagai isu yang tampaknya akan menjadi prioritasnya di pemerintahan periode ketiga.

Pandemi dan Dampaknya

Pandemi Covid-19 terlihat dinilai masih menjadi salah satu tantangan utama. Dalam pidatonya, Xi tidak memberikan indikasi bahwa China akan segera menghapuskan strategi Zero Covid yang ketat, meski juga menyoroti upaya pemulihan ekonomi.

Penanganan pandemi dan dampaknya ini juga terlihat menjadi fokus Xi dengan menempatkan Li Qiang sebagai PM, mengingat ia adalah tokoh utama dalam pencegahan dan penanganan pandemi Covid-19 di China.

Kampanye Anti-Korupsi

Keberhasilan Xi untuk memberangus korupsi di China masih ia pertahanan di periode ketiga. Lewat pidatonya, Xi memuji penerapan kampanye anti-korupsi di China, dan menyebut korupsi sebagai "bahaya serius yang terpendam".

Hal ini terlihat dari dipertahankannya Zhao Leji di Komite Tetap Politbiro, yang merupakan kepala badan anti-korupsi PKC. Di samping itu, Wang Huning dan Li Xi juga dikenal menjadi barisan utama dalam kampanye anti-korupsi Xi Jinping.

Hong Kong dan Taiwan

Isu Hong Kong dan Taiwan tidak terlepas dari fokus Xi. Ia mengklaim telah berhasil menangani kekacauan di Hong Kong dan mengecam kekuatan asing yang berusaha ikut campur dalam persoalan Taiwan.

Xi menegaskan, isu Taiwan hanya dapat diselesaikan oleh rakyat China sendiri. Meski mendorong penyelesaian secara damai, ia tidak mengesampingkan kemungkinan penggunaan kekuatan. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA