Penangkapan pria yang diidentifikasi sebagai Jose Assis Giammaria itu dikonfirmasi Wakil Kepala Dinas Keamanan Polisi (PST), Hedvig Moe pada Selasa (25/10) waktu setempat.
“Kami telah meminta agar seorang peneliti Brasil di Universitas Troms dikeluarkan dari Norwegia karena kami yakin dia merupakan ancaman bagi kepentingan nasional yang mendasar,†kata Moe kepada penyiar publik NRK, seperti dikutip dari
The Guardian, Rabu (26/10).
"Badan keamanan khawatir dia mungkin telah memperoleh jaringan dan informasi tentang kebijakan Norwegia di utara", ujarnya.
“Bahkan jika ini bukan ancaman bagi keamanan kerajaan, kami khawatir itu bisa disalahgunakan oleh Rusia," jelasnya.
Penangkapan Giammaria bukan yang pertama dilakukan pemerintah Norwegia. Pekan lalu mereka mengatakan telah menangkap seorang warga negara Rusia ketujuh yang diduga menerbangkan drone secara ilegal atau mengambil foto di area terlarang, terutama di ujung utara Norwegia yang strategis dan sensitif.
Penyelidik percaya bahwa Giammaria, yang ditahan pada Senin di kota Arktik itu berada di Norwegia dengan nama dan identitas palsu yang bekerja untuk salah satu dinas intelijen Rusia.
Pengadilan setempat memerintahkan dia ditahan selama empat minggu.
Dua anggota staf di Universitas Troms yang bekerja erat dengan tersangka ikut berkomentar atas penangkapan Giammaria.
“Saya menerima pesan larut malam bahwa polisi telah menahan Giammaria dan menggeledah kantornya,†kata Gunhild Hoogensen Gjørv, seorang profesor studi keamanan di universitas tersebut.
Gjørv mengatakan Giammaria tiba di universitas pada Desember 2021 setelah menghubunginya dengan permintaan untuk melakukan penelitian di departemennya, yang berfokus pada keamanan Arktik.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: