Dimuat
Reuters pada Kamis (27/10), presiden baru Kolombia dari sayap kiri, Gustavo Petro, telah menggagas proses 'perdamaian total' untuk mengakhiri konflik bersenjata internal Kolombia yang berlangsung selama hampir enam dekade.
Menurut sumber keamanan, baik kelompok pemberontak sayap kiri maupun geng kriminal yang berjumlah sekitar 6.000 orang itu terlibat dalam pemerasan, pembunuhan, perdagangan narkoba dan penambangan emas ilegal.
Aturan baru yang disetujui Kongres adalah lampu hijau untuk Petro memulai pembicaraan damai dengan organisasi gerilya Tentara Pembebasan Nasional (ELN) dan kelompok-kelompok pembangkang dari Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) yang pernah menolak kesepakatan damai pada 2016.
Berdasarkan aturan baru, kelompok bersenjata ilegal akan pindah ke lokasi sementara di mana perintah untuk penangkapan mereka dan kemungkinan ekstradisi akan ditangguhkan hingga negosiasi selesai.
Ini juga akan mencakup penyediaan dana perdamaian baru untuk menjamin investasi sosial di daerah-daerah yang terkena dampak kekerasan dan keberadaan kelompok bersenjata ilegal.
Pemerintah dan ELN akan memulai kembali pembicaraan damai pada November mendatang, meskipun mereka belum tanggal dan lokasi masih belum ditentukan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: