Kepolisian belum memberikan motif serangan terhadap Paul Pelosi (82) yang terjadi pada Jumat lalu. Tersangka memukul kepala Paul dengan palu hingga Paul harus menjalani operasi untuk patah tulang tengkorak dan luka di tangan dan lengan kanannya.
Pelosi mengatakan pada Sabtu bahwa dia dan keluarganya patah hati dan trauma oleh serangan di rumah mereka di California.
"Anak-anak kami, cucu-cucu kami, dan saya patah hati dan trauma dengan serangan yang mengancam jiwa terhadap Pop kami," kata Pelosi tentang insiden itu dalam sebuah surat yang diposting ke Twitter, seperti dikutip dari
AFP, Minggu (30/10).
“Kami berterima kasih atas tanggapan cepat dari penegak hukum dan layanan darurat, dan untuk perawatan medis yang menyelamatkan jiwa yang dia terima,†tambahnya.
Paul Pelosi diserang di rumah keluarganya di San Francisco ketika istrinya sedang berada di Washington.
Insiden itu memicu kekhawatiran tentang kekerasan politik kurang dari dua minggu sebelum pemilihan paruh waktu pada 8 November yang akan memutuskan kendali Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat.
Presiden Joe Biden dalam pernyataannya mengatakan serangan itu mungkin bertujuan menyerang ketua DPR.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: