Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Persaingan Makin Keruh, China dan Australia Sama-sama Kirim Bantuan Senjata dan Kendaraan untuk Kepolisian Kepulauan Solomon

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 05 November 2022, 06:35 WIB
rmol news logo Solomon dalam beberapa hari terakhir kebanjiran sumbangan senjata dan kendaraan. Sumbangan datang berturut-turut dari Australia dan China, yang akan memperkuat perangkat keras kepolisian di wilayah itu.

Pada Jumat (4/11), China menyerahkan dua truk meriam air, 30 sepeda motor, dan 20 kendaraan utilitas putih berlogo China Aid.

Dua hari sebelumnya, Rabu (2/11), Australia memberikan 60 senapan MK18 dan 13 kendaraan, beberapa di antaranya akan digunakan di unit perlindungan seluler baru untuk VIP.

Tidak hanya menyumbangkan perangkat, China maupun Australia juga memberikan pelatihan teknik kepolisian.

Bantuan dari kedua negara yang bersaing mencari perhatian wilayah itu, pada akhirnya memicu kritik dan kekhawatiran bahwa ini akan semakin memunculkan ketidakstabilan baru di negara Pasifik Selatan itu.

Australia pada Rabu mengumumkan bahwa sumbangan lusinan senapan semi-otomatis ke Kepulauan Solomon itu merupakan bagian dari program persenjataan, yang akan membantu kepulauan pasifik selatan itu dalam melawan ancaman kriinal dan menjaga perdamaian dan stabilitas.

Komisaris Australia Lachlan Strahan yang hadir dalam upacara serah terima sumbangan dengan Perdana Menteri Kepulauan Solomon  Manasseh Sogavare,  mengatakan sumbangan tersebut sebagai tonggak lain dalam kemitraan keamanan.

"Kami telah bersama melalui suka dan duka. Seperti yang dikatakan Perdana Menteri Sogavare. kemitraan kami didasarkan pada tugas bersama kami untuk memastikan bahwa kawasan kami tetap damai, sejahtera, dandan stabil," kata Strahan, seperti dikutip dari Latest Ly.

Kerja sama keamanan Australia dan Kepulauan Solomon memiliki banyak segi, tidak hanya mencakup kepolisian tetapi juga pertahanan, keamanan perbatasan, keadilan, dan  ancaman keamanan non-tradisional.

"Dukungan Australia kepada Solomon adalah cepat, jelas, dan responsif," tambahnya.

Pemimpin oposisi Kepulauan Solomon Matthew Wale, mengatakan Australia nampak cemas jika mereka tidak memberikan bantuan, maka China yang akan melakukannya. Pada akhirnya, kepentingan geopolitik telah melampaui kepentingan nasional. Ini keadaan yang menyedihkan,menurutnya.

Wale mengungkapkan bahwa sumbangan peralatan itu "sangat mengganggu".

Pada akhirnya, ia mempertanyakan, “Jelas kami tidak memiliki ancaman eksternal jadi mengapa pengenalan senjata bertenaga tinggi ini? Atau apakah kita berada di jalur militerisasi lagi?”

“Jika ya … maka kita mempersenjatai diri melawan warga negara kita sendiri,” sambungnya.

Saat upacara serah terima bantuan peralatan dari China, Jumat (4/11) Sogavare mengungkapkan  orang-orang yang melihat pasukan polisi yang dilengkapi dengan peralatan, akan meningkatkan kepercayaan diri bahwa aparat memiliki tanggung jawab untuk melindungi kehidupan semua orang di negara tersebut.

Dia mencatat peristiwa yang terjadi pada November beberatahun lalu saat aksi protes terhadap pemerintah berubah menjadi kekerasan yang menewaskan tiga orang. Aksi protes pemerintah di ibu kota Kepulauan Solomon, Honiara, berubah menjadi kerusuhan, di mana orang-orang membakar pemukiman, Chinatown. Itu  nyaris tidak dapat dikendalikan karena kurangnya kesiapan dan kapasitas polisi.

Kerusuhan itu menyebabkan kerusakan senilai 67 juta dolar AS dan meninggalkan distrik Chinatown kota dalam reruntuhan sebelum pengerahan pasukan penjaga perdamaian dari Australia, Fiji, Selandia Baru, dan Papua Nugini membantu memulihkan ketertiban.

“Kami harus memiliki kapasitas sebagai lini pertahanan pertama kami dan tidak bergantung pada orang lain,” kata Sogavare.

Sementara itu Duta Besar China untuk Kepulauan Solomon, Li Ming, mengatakan sumbangan peralatan China dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas kepolisian Kepulauan Solomon.

“Kami sepenuhnya menentang permainan geopolitik apa pun. Apa yang kami lakukan adalah memberikan bantuan yang diperlukan kepada pemerintah dan masyarakat Kepulauan Solomon untuk membantu menjaga keselamatan, keamanan, dan ketertiban umum negara ini,” katanya, Jumat.

Negara berpenduduk sekitar 700.000 orang itu telah menjadi titik panas persaingan AS-China di Pasifik.

Pemerintahan  Sogavare mengalihkan pengakuan diplomatiknya ke China dari Taiwan pada 2019 dan menandatangani pakta keamanan rahasia dengan Beijing awal tahun ini.

China, bersama dengan negara-negara seperti Australia dan Indonesia, juga membantu membiayai Pesta Olahraga Pasifik di ibu kota Honiara yang akan berlangsung tahun depan.

Bantuan-bantuan peralatan itu cukup mencemaskan bagi sebuah wilayah yang sampai saat ini kerap dikelilingioleh kerusuhan.

Mihai Sora, seorang analis di Lowy Institute Australia dan mantan diplomat di Kepulauan Solomon, mengatakan kekhawatiran masyarakat tentang hadiah meriam air, senapan bertenaga tinggi dan kendaraan cukup beralasan.

“Ada risiko bahwa senjata dan meriam air yang disumbangkan dapat disalahgunakan terhadap pengunjuk rasa, yang semakin mengobarkan ketegangan lokal,” katanya.  rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA