Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Banyak Kasus Baru Covid dan Flu, Dokter Kanada Ingin Pemerintah Kembalikan Mandat Masker

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 11 November 2022, 13:07 WIB
Banyak Kasus Baru Covid dan Flu, Dokter Kanada Ingin Pemerintah Kembalikan Mandat Masker
Masker respirator N95 gratis di sebuah kios yang disediakan oleh Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS di Jackson/Net
rmol news logo Merebaknya kasus baru Covid yang muncul bersamaan dengan penyakit pernapasan lain seperti influenza telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan pejabat kesehatan Kanada.

Beberapa dokter, ilmuwan, dan pejabat rumah sakit di Ontario juga Manitoba bahkan telah meminta pejabat kesehatan masyarakat untuk mengembalikan mandat masker karena rumah sakit kewalahan oleh kasus flu, Covid-19, dan virus pernapasan atau RSV.

Theresa Tam, kepala petugas kesehatan masyarakat Kanada, mengatakan menggunakan masker adalah lapisan perlindungan terhadap penyebaran virus pernapasan.

"Jika itu ditambahkan ke lapisan perlindungan lain, termasuk vaksinasi, maka itu mungkin benar-benar membuat perbedaan dalam hal meredam lonjakan sehingga rumah sakit dapat mengatasinya sedikit lebih baik," kata Tam dalam konferensi pers Kamis, seperti dikutip dari CBC, Jumat (11/11).

Hal senada disampaikan internis di Rumah Sakit St. Michael, Fahad Razak. Ia mengatakan tiga ancaman yang ditimbulkan oleh Covid-19, RSV, dan influenza harus ditangani melalui langkah-langkah kesehatan masyarakat seperti mandat masker.

Pernyataan itu muncul setelah Badan Kesehatan Masyarakat Kanada, FluWatch mengumunkan bahwa jumlah infeksi RSV dan influenza atau flu telah meningkat di atas tingkat musiman.

Para dokter juga mengungkapkan bahwa kekurangan staf dan faktor lain telah ikut memberi tekanan pada rumah sakit. Beberapa rumah sakit anak khususnya sangat terpukul karena permintaan melebihi pasokan obat- obatan untuk menghilangkan rasa sakit dan demam pada anak kecil.

"Terserah otoritas provinsi untuk memutuskan tentang mandat masker dalam konteks mereka sendiri," kata Tam.

Tetapi dia dan rekan-rekannya di seluruh negeri merekomendasikan agar masyarakat melakukan perlindungan berlapis dengan mengenakan masker di tempat-tempat ramai, terutama jika mereka berventilasi buruk.

Negara-negara lain sebelumnya telah mendorong penggunaan masker dengan memberikannya secara gratis, seperti yang dilakukan beberapa komunitas di Kanada.

Ketika ditanya apakah Kanada akan memberikan masker gratis, Tam mengatakan itu merupakan pertimbangan penting, tetapi tergantung pada alasan orang tidak memakai masker saat ini.

"Beberapa di antaranya mungkin faktor kelelahan," katanya.

"Tetapi mungkin ada perbedaan akses ke masker dan itu bisa menjadi sesuatu yang dapat diperiksa dan dilihat apakah itu akan membuat perbedaan," ujarnya.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa pekan lalu lebih dari 9.400 kematian terkait dengan virus corona dilaporkan ke organisasi yang dipimpinnya, dibandingkan dengan 75.000 secara global sembilan bulan lalu.

"Kami telah menempuh perjalanan panjang, dan ini pasti menimbulkan optimisme. Tetapi kami terus menyerukan semua pemerintah, komunitas, dan individu untuk tetap waspada," katanya pada konferensi pers virtual dari markas besar WHO di Jenewa.

Karena pengawasan dan pengujian telah menurun di seluruh dunia, sirkulasi virus lebih sulit untuk diperkirakan, kata pejabat WHO, sementara varian baru juga terus beredar. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA