Itulah yang disampaikan Presiden Joko Widodo, selama mengikuti berbagai agenda acara dalam KTT ASEAN ke 40 dan 41 di Phnom Penh, Kamboja.
Apa yang diutarakan Jokowi selama KTT, disampaikan kembali oleh Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam konferensi persnya pada Jumat (11/11).
Dalam paparannya, Retno mengatakan Jokowi telah menekankan pentingnya kerjasama ASEAN dengan China dalam menghadapi berbagai macam tantangan di dunia saat ini.
Jokowi Retno menyoroti tiga area utama yang perlu diutamakan ASEAN dan China dalam jalinan kerja sama mereka.
Pertama, Jokowi menekankan pada pentingnya kerja sama ketahanan pangan dan stabilitas harga di kawasan.
"(Dilakukan dengan) memperkuat
buffer cadangan pangan dan mekanisme darurat pangan kawasan, mengembangkan produksi pangan di kawasan, dan investasi pada invasi pertanian," jelas Retno.
Kedua, Jokowi menilai penting untuk ASEAN dan China bekerja sama dalam menstabilkan finansial mereka guna mencegah risiko resesi yang diperkirakan akan terjadi di tahun depan.
"Penting untuk memperkuat koordinasi dan sinergi dalam kebijakan untuk memastikan langkah yang paling efektif untuk mencegah resesi dan memperoleh early warning serta impunitas," ujarnya.
Ketiga, ASEAN dan China harus bekerja sama menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan.
"Sebagai negara besar di kawasan, China memiliki tanggung jawab untuk menciptakan situasi yang kondusif. Ini dapat dilakukan dengan membangun strategic trust dan menghormati hukum nasional, termasuk UNCLOS 1982," papar Retno.
Selama KTT ASEAN dan China berlangsung, keduanya berhasil mengadopsi tiga Joint Statement di antaranya peringatan 20 tahun Declaration Code of conduct laut China Selatan, pembangunan bersama dan berkelanjutan serta kerja sama ketahanan pangan melalui ketersediaan pangan, akses pangan, serta stagtifitas pangan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.