Itu adalah kiriman pertama setelah gencatan senjata untuk mengakhiri pertempuran. Beberapa hari sebelumnya, militer Ethiopia dan pemberontak Tigray sepakat untuk mengizinkan pengiriman bantuan segera tanpa hambatan ke wilayah Tigray, di mana jutaan orang sangat membutuhkan makanan dan obat-obatan, seperti dilaporkan
Reuters.
Tigray menderita kekurangan obat-obatan, pasokan medis, dan staf perawatan kesehatan.
Fasika Amdeslasie, seorang ahli bedah gastrointestinal di Rumah Sakit Rujukan Ayder, rumah sakit operasi terbesar dan satu-satunya di Tigray, mengatakan pada Selasa pagi sebelum pengiriman ICRC tiba bahwa rumah sakit hampir tidak memiliki obat-obatan.
Sementara Nicolas von Arx dari ICRC mengatakan, sistem perawatan kesehatan di wilayah ini berada di bawah tekanan yang ekstrim.
"Pengiriman ini merupakan jalur kehidupan bagi orang-orang yang membutuhkan bantuan medis,†katanya.
Dua juta orang mengungsi dalam dua tahun pertempuran antara pemerintah federal dan pasukan Tigray. Blokade diberlakukan di wilayah itu, rumah bagi 5 juta jiwa, memicu kelaparan dan kekurangan layanan kesehatan yang parah.
Awal bulan ini, pihak yang bertikai sepakat untuk mengakhiri permusuhan menyusul pembicaraan yang ditengahi Uni Afrika di Afrika Selatan.
Pemerintah Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed dan pasukan Tigrayan menandatangani gencatan senjata pada 2 November lalu.
Pada Minggu (13/11) kesepakatan ditandatangani di Nairobi untuk menyediakan akses kemanusiaan ke Tigray. Pemerintah mengatakan sekarang mengendalikan 70 persen Tigray, dan mengklaim bantuan "mengalir tidak seperti waktu lainnya."
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: