Ini menjadi kunjungan pejabat AS paling tinggi ke Filipina sejak diperintah oleh Presiden Ferdinand Marcos Jr pada Juni lalu. Hal ini juga menunjukkan hubungan AS dan Filipina yang mencair, setelah membeku di bawah pemerintahan Rodrigo Duterte.
Selama kunjungannya, Harris melakukan pertemuan dengan Marcos di istana kepresidenan di Manila, seperti dimuat
AFP pada Senin (21/11).
"Kami mendukung Anda untuk membela aturan dan norma internasional yang berkaitan dengan Laut China Selatan,†ucap Harris.
“Serangan terhadap angkatan bersenjata Filipina, kapal publik atau pesawat terbang di Laut China Selatan akan mengundang komitmen pertahanan timbal balik AS. Itu adalah komitmen kami yang tak tergoyahkan untuk Filipina," tambahnya.
Selain Marcos, Harris juga bertemu dengan Wakil Presiden Filipina, Sara Duterte, putri dari mantan presiden.
AS memiliki hubungan yang panjang dan kompleks dengan Filipina. Di masa pemerintahan ayah Marcos, AS memberikan dukungan besar pada Filipina sebagai sekutu Perang Dingin.
Namun hubungan antara kedua negara memburuk di bawah Duterte. Pada tahun 2016, Duterte menyebut Barack Obama sebagai "anak pelacur" setelah muncul laporan ia akan diinterogasi oleh AS atas perang narkoba.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: