Mengenakan baju Melayu hitam, dengan sampin emas, Anwar tersenyum lebar saat dipanggil untuk mengambil sumpah jabatan dan kerahasiaannya.
Pengangkatan tersebut telah mengakhiri penantian Anwar selama 24 tahun untuk menjadi pemimpin negara itu.
Upacara tersebut dihadiri oleh pejabat tinggi seperti sekretaris pemerintah, hakim agung, jaksa agung, juru bicara dari kedua majelis parlemen dan para pemimpin dari Pakatan Harapan (PH) dan Barisan Nasional (BN).
Anwar duduk di sebelah istri dan mantan wakil perdana menteri Wan Azizah Wan Ismail, dengan enam anak mereka termasuk mantan anggota parlemen Nurul Izzah Anwar hadir.
Keputusan pengangkatan Anwar diakukan oleh Sultan Abdullah Ahmad Shah setelah konferensi dengan penguasa lain dalam pertemuan khusus sembilan raja negara bagian.
"Setelah melalui pandangan para penguasa Melayu, Yang Mulia telah menyetujui pengangkatan Datuk Seri Anwar Ibrahim sebagai perdana menteri ke-10 Malaysia,†kata Pengawas Kerajaan Fadli Syamsuddin, seperti dimuat
The Straits Times.
Dalam konferensi tersebut, seluruh pihak menyetujui proposal Sultan Abdullah untuk membentuk pemerintahan persatuan setelah pemilihan hasil yang menggantung di pemilihan umum hari Sabtu (19/11).
Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) Anwar dan saingannya Ketua Perikatan Nasional (PN) Muhyiddin Yassin, menemui jalan buntu dan tidak dapat mengumpulkan 112 anggota parlemen yang diperlukan untuk mendapatkan mayoritas sederhana di badan legislatif.
Kenaikan Anwar ke jabatan puncak, menandai kemenangan luar biasa dari seorang wakil perdana menteri yang pernah menghadapi tuduhan kontroversial terkait pelecehan seksual dan penyalahgunaan kekuasaan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: