Dalam sebuah acara di televisi nasional pada Minggu (27/11), Kotin menyampaikan apa yang telah ia saksikan selama mengelola pabrik nuklir yang diduduki Rusia selama perang sembilan bulan terakhir.
"Dalam beberapa minggu terakhir kami secara efektif menerima informasi bahwa tanda-tanda telah muncul bahwa mereka mungkin bersiap untuk meninggalkan (pabrik)," ujarnya seperti dimuat
CTV News.
Tanda pertama yang Kotin lihat ialah terdapat anggapan di kalangan pasukan Rusia bahwa akan sangat bermanfaat jika mereka mengosongkan pabrik itu dan menyerahkan kontrolnya pada Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
"Orang mendapat kesan bahwa mereka mengemasi tas mereka dan mencuri semua yang mereka bisa," jelasnya.
Akan tetapi, Kotin menekankan jika masih terlalu dini untuk mengatakan Rusia akan benar-benar pergi, sebab itu baru tanda-tanda dan masih kemungkinan.
"Ini terlalu dini. Kami tidak melihat ini sekarang, tetapi mereka bersiap (untuk pergi)," kata Kotin.
Rusia dan Ukraina selama berbulan-bulan saling menuduh tentang aksi penembakan yang menyasar pabrik nuklir Zaporizhzhia dan rentan mengalami kebocoran di tengah perang.
Pabrik penghasil energi listrik bagi warga Ukraina itu rencananya akan dibuat zona demiliterisasi di bawah komando kepala IAEA setelah berunding dengan Rusia.
Pada Jumat (25/11), pengawas nuklir PBB mengatakan tiga pembangkit nuklir Ukraina di Zaporizhzhia telah dihubungkan kembali ke jaringan semula.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: