Laporan dengan tajuk "Kekuatan Militer China" itu dirilis oleh Pentagon ketika bertemu dengan Kongres pada Selasa (29/11), seperti dimuat
VOA News.
Pentagon menyoroti bagaimana militer China meningkatkan perilaku tidak aman dan tidak profesional terhadap Amerika Serikat (AS) dan sekutunya.
Sementara itu, AS diperkirakan masih memiliki 3.800 hulu ledak nuklir dalam status aktif.
Pasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat (PLARF) meluncurkan sekitar 135 rudal balistik untuk pengujian dan pelatihan pada tahun 2021.
China juga terus membangun tiga bidang silo rudal balistik antarbenua (ICBM), yang akan berisi setidaknya 300 silo ICBM baru.
Laporan Pentagon didasarkan pada informasi tentang kemampuan militer China yang dikumpulkan hingga Desember 2021, tetapi juga memperhitungkan beberapa peristiwa besar pada tahun 2022, termasuk perang Rusia di Ukraina dan kunjungan Ketua DPR Nancy Pelosi ke Taiwan pada Agustus.
Direktur senior Pusat Kekuatan Militer dan Politik di Yayasan Pertahanan Demokrasi, Bradley Bowman, mengatakan kuantitas dan kualitas rudal China sangat memprihatinkan.
“Jika seseorang melihat kemampuan dan kapasitas persenjataan rudal China, itu menakjubkan,” kata Bowman.
BERITA TERKAIT: