Departemen Luar Negeri AS pada Selasa (29/11) mengatakan pembelian senjata Qatar itu mencakup 10 Fixed Site-Low, Slow, Small Unmanned Aircraft System Integrated Defeat System (FS-LIDS).
Selain itu, diharapkan nantinya kesepakatan akan mencakup senjata buatan AS lainnya, seperti 200 pencegat Coyote Block 2, Counter Unmanned Electronic Warfare System (CUAEWS) dan Peluncur dan peralatan Coyote.
Ditekankan pula, bahwa kesepakatan penjualan itu tidak akan mengubah keseimbangan dasar militer di kawasan Timur Tengah.
Dimuat
Reuters, kontraktor utama yang akan memandu transaksi tersebut adalah Raytheon Technologies, SRC dan Northrop Grumman.
Setelah senjata sampai di Qatar, selama lima tahun ke depan, perwakilan AS dan 15 kontraktor AS akan dikirim ke sana untuk mendukung kegiatan lapangan, pelatihan, dan pemeliharaan.
Qatar juga tengah mengajukan pembelian drone MQ-9 Reaper buatan AS setelah kesepakatan Uni Emirat Arab memperoleh persetujuan untuk membeli jet tempur F-35.
Sejak Maret lalu, negara teluk itu telah ditetapkan Qatar sebagai sekutu militer Non-NATO bagi AS.
Qatar juga menyediakan tempat bagi pangkalan militer AS di Al Udeid serta bersedia mengevakuasi imigran Afghanistan yang kabur setelah kudeta Taliban.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: