Jurubicara Kementerian Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah mengatakan pertemuan kali ini akan dilakukan secara fisik untuk pertama kalinya setelah pandemi.
"Penyelenggaraan akan diutamakan secara fisik. Indonesia sudah lebih siap menerima kehadiran para tamu secara fisik," ujarnya dalam media gathering di Kantin Diplomasi, Kementerian Luar Negeri, Jakarta pada Jumat (2/11).
Tema yang diangkat pada pertemuan pekan depan, dikatakan Teuku akan menonjolkan dua sisi, yakni kepemimpinan dan solidaritas.
"Dalam kesempatan Bali Democracy Forum kali ini, kita akan mengangkat tema 'Democracy Institution Goals, Leadership and Solidarity," jelasnya.
Faizasyah menyebut BDF sebagai salah program diplomasi Indonesia yang akan menyediakan wadah bagi negara-negara kawasan untuk berbagi tentang penyelenggaraan demokrasi.
"Dalam hal ini kita tidak membeda-bedakan apakah negaranya adalah yang menganut sistem demokrasi atau kah mereka yang masih mempelajari proses demokrasi," papar Teuku.
Lebih lanjut Teuku menjelaskan jika BDF tahun ini akan digelar dalam dua sesi yakni di pagi dan siang hari dan dihadiri secara fisik oleh perwakilan negara.
"Sejauh ini, partisipasi yang sudah mendaftarkan nanti akan terus di-upgrade lagi. Ada 57 negara, ada observer dari 74 negara serta organisasi internasional," ungkapnya.
Terakhir, Teuku berharap BDF dapat diikuti oleh banyak partisipan dan hasilnya dapat membawa manfaat baik di dalam maupun di luar kawasan Asia Pasifik.
"Kita berharap tentunya BDF kali ini bisa betul betul akan memperoleh berbagai perspektif dari berbagai kawasan, tidak hanya Asia Pasifik tetapi juga dari berbagai negara di kawasan lainnya bisa berkontribusi dalam diskusi," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: