Seorang pengunjuk rasa dan seorang polisi dilaporkan tewas dalam demonstrasi yang jarang terjadi di kota Sweida, Suriah selatan, itu.
Sebagian membakar gedung di tengah kerusuhan antara pengunjuk rasa dan aparat.
"Kantor gubernur dibakar seluruhnya dari dalam," kata salah seorang pendemo, seperti dilaporkan
BBC. Sebelumnya, lebih dari 200 orang telah berkumpul di sekitar gedung di pusat kota mayoritas Druze, meneriakkan slogan-slogan yang menyerukan penggulingan Presiden Suriah Bashar Assad, di tengah melonjaknya harga dan kesulitan ekonomi.
Mereka berteriak, "Ganyang Assad!" teriak massa.
Media pemerintah Suriah menyebut pendemo sebagai "penjahat" yang menyerbu kantor gubernur dan membakar berkas dan surat-surat resmi. Mereka juga menurunkan foto-foto Assad.
Kementerian Dalam Negeri mengatakan mereka juga mencoba merebut markas polisi kota itu.
"Kami akan mengejar semua penjahat dan mengambil semua tindakan hukum terhadap siapa pun yang berani merusak keamanan dan stabilitas provinsi," kata pernyataan pemerintah.
Saat kejadian, gubernur tidak berada di gedung yang dikosongkan sebelum pengunjuk rasa menyerbu dan menggeledah kantor.
Suriah telah berperang sejak pasukan Presiden Assad menindak protes pro-demokrasi pada tahun 2011. Ratusan ribu orang tewas dan jutaan orang mengungsi.
Sejauh ini, Provinsi Sweida telah terhindar dari kekerasan yang terlihat di bagian lain negara itu sejak awal konflik. Banyak tokoh masyarakat dan tokoh agama Druze telah menolak untuk menyetujui wajib militer.
Kelompok Druze yang minoritas, yang keyakinannya berakar dari Islam, telah lama menolak terseret ke dalam konflik Suriah yang mengadu terutama pemberontak Sunni melawan pemerintahan Assad.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: