Pada pertemuan dewan menteri yang digelar pada Jumat (2/11), jurubicara pemerintah Patrick Muyaya menyebut Presiden Kongo Felix Tshisekedi telah mengecam keras aksi genosida pada ratusan warganya di Kishishe, 70 kilometer dari Goma.
Sebagai wujud dari belasungkawa, presiden telah mengumumkan hari berkabung nasional selama tiga hari dan meminta seluruh bendera yang ada di negara itu dikibarkan setengah tiang.
Dimuat
The Defense Post, maka masa berkabung berakhir pada Senin (5/11), dengan menggelar penggalangan dana yang disiarkan di televisi nasional guna mendukung para korban.
Sejak insiden pembantaian tersebut, desakan rakyat untuk penyelidikan lebih lanjut semakin menguat.
Presiden juga mengklaim telah bekerjasama dengan pihak internal dan eksternal untuk mengungkap tindakan keji tersebut.
Pemerintah menuduh milisi M23 telah membantai warga desa di Kishishe dalam konflik berbulan-bulan.
Kelompok pemberontak Tutsi Kongo 23 Maret, atau M23, M23 membantah tuduhan tersebut dan menyangkal jika serangan mereka menargetkan warga sipil.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: