Dalam pernyataannya pada Selasa (6/12), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning mengatakan keputusan Jepang merupakan langkah yang berbahaya.
"Jepang telah meningkatkan anggaran pertahanannya selama 10 tahun berturut-turut, dan bahwa Jepang juga cenderung mempermainkan ketegangan regional dan mencari terobosan militer," kata Mao, seperti dikutip dari
CGTN, Rabu (7/12).
Mao menambahkan bahwa tindakan berbahaya tersebut menimbulkan keraguan yang kuat di antara tetangganya di Asia dan masyarakat internasional tentang apakah Jepang dapat berpegang pada kebijakan yang berorientasi pada pertahanan secara eksklusif dan jalur pembangunan yang damai.
"Jepang harus dengan sungguh-sungguh merenungkan sejarah agresinya, menghormati masalah keamanan tetangganya di Asia, berbicara dan bertindak dengan hati-hati di bidang militer dan keamanan, dan melakukan lebih banyak hal yang kondusif untuk menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan," katanya.
Tanggapan China datang setelah muncul laporan pada Senin (5/12) bahwa Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida berniat meningkatkan anggaran pertahanan negaranya yang besarnya 1,5 kali lebih banyak daripada rencana anggaran lima tahunannya saat ini.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: