Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Raja Belanda akan Usut Peran Keluarga Kerajaan dalam Perbudakan di Masa Kolonial

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/hani-fatunnisa-1'>HANI FATUNNISA</a>
LAPORAN: HANI FATUNNISA
  • Rabu, 07 Desember 2022, 13:29 WIB
Raja Belanda akan Usut Peran Keluarga Kerajaan dalam Perbudakan di Masa Kolonial
Raja Belanda Willem-Alexander/Net
rmol news logo Masa kolonial dibawah pemerintahan Belanda menjadi sejarah kelam perbudakan dan kejahatan kemanusiaan yang terus melekat pada negara kincir angin itu.

Upaya pencarian fakta guna menjadi bahan pelajaran dan pertanggungjawab negara, terus didorong hingga kini oleh Raja Belanda Willem-Alexander.

Pada Selasa (6/12), Raja memerintahkan peneliti independen untuk melakukan penyelidikan pada peran keluarga kolonial di masa penjajahan secara jujur dan sejelas mungkin.

"Pengetahuan yang mendalam tentang masa lalu sangat penting untuk memahami fakta dan perkembangan sejarah dan untuk melihat dampaknya terhadap manusia dan masyarakat sejelas dan sejujur ​​mungkin," kata Raja seperti dimuat Budrigan News.

Menurut Kantor Layanan Informasi Pemerintah Belanda (RVD), tiga sejarawan Belanda dan seorang ahli HAM akan melakukan penyelidikan, yang akan memakan waktu tiga tahun dengan rentang waktu penyelidikan pada abad ke-16 hingga masa pasca-kolonial.

Akhir bulan ini, dilaporkan RVD, Pemerintah Belanda akan meminta maaf atas perannya dalam perbudakan selama masa penjajahan.

Untuk menebus kesalahannya, Belanda diperkirakan akan mencurahkan sekitar 200 juta euro atau setara Rp 3,2 triliun untuk upaya peningkatan kesadaran tentang peran kekuatan kolonial dalam perbudakan dan 27 juta euro atau Rp 440 miliar untuk membuka museum perbudakan.

Pengumuman tersebut diterbitkan menyusul rekomendasi panel penasihat tahun lalu yang menyebut bahwa pemerintah mengakui perdagangan budak transatlantik abad ke-17 hingga ke-19 merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Awal tahun ini, Bank sentral Belanda telah meminta maaf atas perannya dalam perdagangan budak dan mengatakan akan mendanai proyek untuk meningkatkan kesadaran akan kejahatan perbudakan.

Disusul oleh bank Belanda ABN Amro, pada April lalu juga meminta maaf atas keterlibatan serupa pendahulunya yang sah dalam perdagangan budak, perbudakan perkebunan, dan perdagangan produk yang berasal dari perbudakan.

Belanda memainkan peran utama dalam perdagangan budak global dari abad ke-17, hingga baru dihapus pada pada akhir abad ke-19.

Menurut data pemerintah, perusahaan Hindia Barat telah mengoperasikan kapal yang diperkirakan pernah memperdagangkan sekitar 600.000 orang sebagai budak selama berabad-abad.

Orang-orang yang diperbudak dipaksa dengan kejam untuk bekerja di bawah kondisi yang keras dan tidak manusiawi di perkebunan di koloni seberang laut Belanda di Karibia dan Amerika Selatan. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA