Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Sayangkan Pembebasan Umar Patek, Menteri Australia: Ini Pria yang Mengerikan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Kamis, 08 Desember 2022, 07:45 WIB
Sayangkan Pembebasan Umar Patek, Menteri Australia: Ini Pria yang Mengerikan
Menteri Energi Australia Chris Bowen/Net
rmol news logo Pembebasan bersyarat terpidana serangan bom Bali 2002 Umar Patek oleh pengadilan Indonesia menjadi sorotan pejabat Pemerintah Australia.

Menteri Energi Australia Chris Bowen bahkan menyebut pembebasan tersangka yang menewaskan 202 jiwa itu sebagai peristiwa yang mengerikan.

“Saya ngeri dia dibebaskan,” kata Bowen kepada Sunrise pada Kamis pagi (8/12), seperti dikutip dari The Advertiser.

Dia juga mengatakan pemerintah Anthony Albanese sedang berdiskusi dengan pemerintah Indonesia mengenai pembebasan Umar Patek dan meminta dia tetap diawasi setelah dibebaskan.

“Kami memahami sistem hukum Indonesia berbeda dengan kami dan kami harus menghormati itu.  Tetapi pada saat yang sama, kami harus meminta jaminan yang kuat kepada pemerintah Indonesia untuk memastikan tersedianya perlindungan dan pemantauan yang diperlukan," kata Bowen.

“Ini adalah pria mengerikan yang melakukan hal-hal buruk tidak hanya kepada orang Australia tetapi juga orang Indonesia," ujarnya.

Umar Patek yang bernama asli Hisyam bin Alizein adalah anggota terkemuka jaringan Jemaah Islamiyah yang terkait dengan al Qaeda, yang disalahkan atas pengeboman di dua klub malam di Pantai Kuta.

Rika Aprianti, Koordinator Humas dan Protokol Ditjenpas mengatakan pada Rabu bahwa Umar Patek bebas setelah menerima pengurangan hukuman total selama 33 bulan dari total masa tahanan 20 tahun.

"Mulai hari ini sudah beralih status dari narapidana menjadi klien Pemasyarakatan Bapas Surabaya dan wajib mengikuti program pembimbingan sampai dengan 29 April 2030," kata Rika Aprianti dalam keterangannya.

Umar Patek yang saat ini berusia 55 tahun dinyatakan bersalah oleh Pengadilan Negeri Jakarta Barat karena membantu membuat bom mobil yang diledakkan oleh orang suruhan di luar Sari Club di Kuta, beberapa saat setelah bom yang lebih kecil di tas punggungnya diledakkan oleh seorang pelaku bom bunuh diri di dalam klub malam Paddy's Pub di dekatnya.

Serangan itu menewaskan 202 orang yang kebanyakan turis asing, termasuk 88 warga Australia, meninggalkan bekas luka yang dalam di negara itu.

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese telah menggambarkan Umar Patek sebagai seorang yang "menjijikkan" dan mengatakan pembebasannya yang lebih awal akan menyebabkan penderitaan lebih lanjut bagi warga Australia yang terkena dampak pengeboman .

Agustus lalu, Albanese mengatakan pemerintah federal akan membuat perwakilan diplomatik ke Indonesia untuk menentang pembebasan Patek.

"Saya merasakan banyak kesusahan yang sama, bersama dengan semua orang Australia, saat ini," kata Albanese saat itu.

"Ini akan semakin menyusahkan warga Australia yang menjadi keluarga korban bom Bali," ujarnya. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA