Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dukung Protes Warga China, Aktivis India dan Tibet Turun ke Jalan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Jumat, 09 Desember 2022, 12:35 WIB
Dukung Protes Warga China, Aktivis India dan Tibet Turun ke Jalan
Aksi solidaritas terhadap demonstran China di monumen Jantar Mantar di New Delhi, India pada Jumat (2/12)/Net
rmol news logo Sejumlah orang memenuhi monumen Jantar Mantar di New Delhi, India untuk menyampaikan dukungan solidaritas mereka kepada warga China yang melakukan aksi protes terhadap pemerintah atas kebijakan Zero Covid yang menyusahkan masyarakat.

Aksi tersebut diselenggarakan oleh Kongres Pemuda Tibet Regional Samyeling pada Jumat (2/12). Di antara para pengunjuk rasa terdapat mantan pemimpin dan aktivis Partai Komunis India, Kavita Krishnan bersama aktivis Tibet, Tenzin Tsundue.

"Protes semacam ini terjadi di seluruh China dan (cukup) langka," ujar Krishnan, seperti dikutip Phayul.

Krishnan menyebut media telah mendiskreditkan aksi protes terhadap kebijakan Zero Covid. Sementara otoritas China mengintensifkan pengawasan terhadap warganya melalui data yang diperoleh selama pandemi.

“Sama seperti di India, penguncian yang sangat ketat ini mengakibatkan pengangguran besar-besaran dan bisnis kecil menderita. Sebanyak 20 persen pemuda China menganggur hari ini, pemuda China tidak mendapatkan pekerjaan, mereka pasti tidak puas dengan itu," kata Krishnan.

Krishnan menyebut ada ketidaksepakatan dengan pemerintahan Partai Komunis China (PKC) sehingga ia harus mengundurkan diri dari Partai Komunis India.

“Jika rakyat Turkestan Timur atau Tibet tidak diizinkan untuk menuntut otonomi yang sah, dalam hal itu, pemerintah tidak memiliki hak moral untuk tetap tinggal,” tambahnya.

Sementara itu, Tsundue mengatakan saat ini dibutuhkan pesan solidaritas untuk warga China yang tengah memperjuangkan revolusi.

"Lihatlah apa yang mereka tuntut; mereka ingin PKC pergi. Mereka ingin Xi Jinping mundur. Itu tidak hanya terjadi di beberapa bagian negara tetapi di seluruh China," tegasnya.

Aksi protes di China baru-baru ini merupakan yang terbesar sejak insiden berdarah di Lapangan Tiananmen pada tahun 1989. Para pengunjuk rasa menggelorakan pesan dengan membawa kertas A4 kosong, sehingga banyak menyebutnya sebagai "Revolusi Kertas Kosong". rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA