Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Terbukti Kurang Efektif Lawan Covid-19, Vaksin China Jadi Masalah Baru

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Jumat, 09 Desember 2022, 13:31 WIB
Terbukti Kurang Efektif Lawan Covid-19, Vaksin China Jadi Masalah Baru
Vaksin Covid-19 buatan Sinovac/Net
rmol news logo Keputusan China untuk menolak vaksin Covid-19 buatan asing tampaknya akan menjadi masalah baru bagi Beijing, khususnya di tengah lonjakan kasus virus corona seperti saat ini.

Sejak awal, China tidak menolak vaksin buatan internasional seperti Moderna dan Pfizer, alih-alih mempromosikan vaksin buatan dalam negerinya, Sinovac.

Bukan hanya menjadi masalah untuk Beijing, kurang efektifnya vaksin buatan China ini juga masalah untuk dunia.

"Studi terbaru menunjukkan bahwa vaksin China seperti Sinovac hanya efektif hingga 60 persen melawan kematian dan 55 persen melawan rawat inap, sementara Moderna dan Pfizer bernasib jauh lebih baik dengan perlindungan 90 persen dair keduanya," tulis The Singapore Post, Kamis (8/12).

Vaksin Sinovac sendiri dikembangkan menggunakan virus yang dilemahkan atau tidak aktif. Sementara vaksin mRNA seperti Moderna dan Pfizer mengajarkan sel cara membuat protein yang memicu respons kekebalan jika seseorang terinfeksi.

Sebuah studi oleh The Lancet menunjukkan bahwa Sinovac memproduksi vaksin sel-T yang lebih lemah dan tidak mampu memberikan perlindungan terhadap virus corona.

Penelitian seperti ini menimbulkan kekhawatiran di masyarakat umum yang mengakibatkan penolakan massal terhadap vaksin China oleh masyarakat umum, sehingga otoritas China tidak dapat memvaksinasi populasinya yang besar yang akhirnya berujung pada kebijakan Zero Covid yang ekstrem.

Negara-negara seperti Turki yang menerima vaksin China, CoronaVac, oleh Sincovac Biotech tidak diterima dengan baik oleh penduduk lokalnya karena ketidakpercayaan pada penelitian China dan kasus perusakan data yang melibatkan China hanya untuk menjual vaksinnya secara internasional. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA