Aksi ini didalangi oleh Partai Nasionalis Bangladesh (BNP). Mereka melancarkan protes besar-besaran di ibukota Dhaka pada Sabtu (10/12).
Itu terjadi setelah dua pimpinan tertinggi BNP ditangkap bersama 500 pendukungnya karena diduga menghasut kekerasan menjelang unjuk rasa.
Mereka adalah Sekretaris Jenderal BNP Mirza Fakhrul Islam Alamgir dan mantan menteri Mirza Abas. Keduanya ditangkap di kediaman mereka pada Jumat (9/12) pukul 03.00 dini hari waktu setempat.
Dimuat
Wion, unjuk rasa menarik massa yang signifikan. Namun polisi tidak mengizinkan aksi dilakukan di depan kantor partai setelah menemukan bom molotov.
Dalam tuntutannya, BNP mendesak pemerintah untuk mengaktifkan kembali sistem pemerintahan sementara non-politik selama tiga bulan sebagai persiapan untuk pemilihan umum Desember 2023.
Akan tetapi, pemerintah Liga Awami yang dipimpin oleh Perdana Menteri Sheikh Hasina menolak tuntutan tersebut, mengklaim bahwa hal itu akan bertentangan dengan konstitusi.
Dua hari sebelumnya, Sheikh Hasina mengumumkan bahwa pemilu akan digelar pada Januari 2024.
BERITA TERKAIT: