Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak menekankan bahwa sudah semestinya Barat harus menganggap setiap seruan Rusia tentang gencatan senjata dalam perangnya melawan Ukraina "sama sekali tidak berarti", terutama dalam situasi saat ini.
“Setiap seruan sepihak untuk gencatan senjata oleh Rusia sama sekali tidak ada artinya dalam konteks saat ini. Saya pikir itu akan menjadi panggilan palsu," kata Sunak pada Senin (19/12) saat berbicara di Riga pertemuan puncak para pemimpin Pasukan Ekspedisi Gabungan (JEF), sebuah aliansi militer dari 10 negara Eropa Utara.
Sunak memperingatkan, Rusia hanya akan menggunakan gencatan senjata sebagai kesempatan untuk menyusun kembali pasukannya.
Untuk itu, ia meminta negara-negara Barat terus memberikan bantuan militer ke Ukraina seperti sistem pertahanan udara, artileri, dan kendaraan lapis baja, dengan jumlah yang lebih banyak.
"Untuk bagian kami di Inggris, kami telah berjanji untuk memberikan senilai 2,8 miliar dolar AS. Saya akan sangat berharap dan mendorong yang lainnya untuk melakukan apa pun yang dapat mereka lakukan," katanya.
Negara-negara JEF dapat mengambil bagian dalam menyusun jaminan keamanan ke Ukraina setelah konflik berakhir. Selain itu, Sunak meminta Barat untuk memperketat tekanan sanksi terhadap Rusia untuk mengurangi potensi ekonominya.
Pasukan Ekspedisi Gabungan (JEF) adalah pasukan ekspedisi yang dipimpin Inggris yang terdiri dari, Denmark, Finlandia, Estonia, Islandia, Latvia, Lituania, Belanda, Swedia, dan Norwegia. Aliansi ini didirikan pada 2014. Negara-negara JEF secara berkala mengadakan latihan militer bersama.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: