Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kunjungi 3400 Tahanan Perang Yaman, ICRC Berharap Pertukaran Massal Segera Terjadi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/hani-fatunnisa-1'>HANI FATUNNISA</a>
LAPORAN: HANI FATUNNISA
  • Kamis, 22 Desember 2022, 15:18 WIB
Kunjungi 3400 Tahanan Perang Yaman, ICRC Berharap Pertukaran Massal Segera Terjadi
Direktur Komite Internasional Palang Merah untuk Timur Tengah, Fabrizio Carboni/Net
rmol news logo Kunjungan Palang Merah Internasional (ICRC) ke penjara  yang menampung ribuan tahanan perang Yaman, diharapkan menjadi jalan dibukanya kembali kesepakatan pertukaran antara pihak-pihak yang berkonflik.

Direktur Komite Internasional Palang Merah untuk Timur Tengah Fabrizio Carboni pada Rabu (21/12), mengatakan jika pihkanya telah menemui 3400 tahanan dalam kunjungan yang sangat langka tersebut.

Carboni menjelaskan kunjungan yang dilakukan selama dua hari di Arab Saudi pada bulan Desember dan perjalanan terpisah ke Ibukota Yaman, Sanaa, pada bulan Oktober itu telah terlaksana dengan baik dan aman.

Bahkan Carboni mengklaim anggotanya telah telah diizinkan mengakses beberapa tempat paling rahasia dan sensitif di setiap negara.

"Itu berarti pihak berwenang menerima kehadiran kami dan apa yang datang dengan kehadiran kami, yaitu kapasitas untuk mengulangi kunjungan, fakta bahwa kami akan memberi tahu keluarga," kata Carboni seperti dimuat Associated Press.

Carboni berharap penerimaan yang diperoleh itu akan membuka jalan menuju pembebasan para tahanan agar dapat kembali bertemu dengan keluarga mereka.

"Kami menunggu penutupan negosiasi politik menuju pembebasan, pemindahan dan repatriasi semua tahanan terkait konflik sehingga mereka dapat dipersatukan kembali dengan keluarga mereka setelah bertahun-tahun berpisah,” ujarnya.

Pertukaran massal terakhir terjadi pada tahun 2020, dengan 1000 tentara dari kedua pihak dan ICRC terlibat sebagai pengawas dalam proses tersebut.

Menurut perjanjian tahun 2018 di Stockholm, pihak yang bertikai setuju untuk menukar lebih dari 15.000 tahanan, meskipun tidak jelas berapa banyak yang sejauh ini dibebaskan.

Perang Yaman selama delapan tahun terakhir, dimulai sejak pemberontak Houthi turun dari pegunungan dan menguasai ibu kota, Sanaa, dan sebagian besar wilayah utara negara itu.

Pemerintah Yaman terpaksa harus mundur ke pengasingan.

Koalisi yang dipimpin Saudi kemudian memasuki perang pada Maret 2015, didukung oleh AS dan Uni Emirat Arab.

Menurut Proyek Data Lokasi dan Peristiwa Konflik Bersenjata, perang Yaman telah menjadi salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia yang menewaskan lebih dari 150.000 jiwa.

Tidak ada pihak yang merilis jumlah tahanan terkait konflik yang ditahan, tetapi puluhan ribu diperkirakan telah ditahan selama perang, banyak di antaranya dalam kondisi yang mengkawatirkan. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA