Menteri Kesehatan Lebanon Firas Abiad mengatakan pihaknya telah melakukan pengujian di lokasi dan hasilnya menunjukkan air telah tercemar.
"Pengujian telah menunjukkan bahwa air di daerah yang menampung pengungsi Suriah telah tercemar, dan memungkinkan penyebaran kolera dan penyakit lainnya," ujarnya ketika berbicara di Kota Baalbek, seperti dimuat
Xinhua.
Lebih lanjut, Abiad mendesak lebih banyak dukungan internasional untuk melindungi pengungsi Suriah di Lebanon dari kolera dan penyakit lainnya.
Abiad menyebut saat ini Lebanon memiliki 900 ribu vaksin kolera untuk mengurangi penyebaran penyakit. Bulan lalu, Kementerian Kesehatan Masyarakat Lebanon menerima 600 ribu dosis vaksin kolera dari Kelompok Koordinasi Internasional.
Pasokan itu diklaim telah mengamankan 90 persen vaksinasi untuk komunitas pengungsi yang terkena wabah kolera.
Sejak kasus kolera pertama terdeteksi pada 6 Oktober lalu, 5.616 kasus telah dilaporkan di Lebanon, termasuk 666 kasus yang dikonfirmasi laboratorium dan 23 kematian terkait.
WHO telah berupaya menggalang dana sekitar 11,2 juta dolar AS atau Rp 175 miliar untuk tanggapan kolera di Lebanon selama enam bulan.
Tetapi hingga awal bulan ini, WHO hanya berhasil mengumpulkan dan menerima 29 persen dari dana bantuan yang diajukan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: