Keputusan ini muncul setelah China diduga menyembunyikan data Covid-19 setelah kebijakan Zero Covid dihentikan. Di tengah lonjakan kasus, China sempat absen melaporkan catatan kasusnya selama dua pekan. Hal ini membuat WHO dan banyak negara khawatir.
Terlebih media dan pengakuan dari beberapa pekerja medis di sana mengatakan bahwa sedang terjadi lonjakan yang drastis di China, hingga rumah sakit dilaporkan tengah kewalahan menghadapi pasien Covid-19 yang membludak.
Pakar kesehatan internasional pun telah banyak memperkirakan bahwa terjadi jutaan infeksi setiap harinya di China, dan memperkirakan setidaknya satu juta kematian akibat Covid-19 akan terjadi di Beijing pada tahun depan, setelah Zero Covid dihentikan.
Namun menurut seorang pejabat di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China pada Selasa (27/12), penanganan Covid-19 di China kini telah diturunkan menjadi Kategori B, yang tidak terlalu ketat, karena penyakit ini telah dianggap sebagai infeksi pernapasan biasa.
Statistik yang telah resmi diberikan China pun hanya menunjukkan satu kematian akibat Covid-19 dalam tujuh hari kebelakang hingga Senin kemarin (26/12).
Namun, data tersebut kini sedang memicu keraguan di antara para pakar kesehatan dan penduduk, tentang keaslian data yang diberikan oleh China.
Sebab, angka tersebut dianggap sangat tidak sesuai dengan pengalaman dari negara-negara lain yang jauh lebih sedikit penduduknya ketika mencoba membuka pembatasan sosial.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: