Jepang telah mengumumkan aturan baru berupa wajib tes negatif Covid-19 bagi para pelancong China. Sementara Malaysia menerapkan langkah-langkah pelacakan dan pengawasan tambahan.
Hal serupa juga dilakukan oleh India dengan memperketat aturan bagi para pelancong dari China.
Amerika Serikat (AS) sendiri tengah mempertimbangkan aturan baru yang mirip.
"Ada kekhawatiran yang meningkat di komunitas internasional tentang lonjakan Covid-19 yang sedang berlangsung di Tiongkok dan kurangnya transparansi data, termasuk data urutan genom virus, yang dilaporkan dari Republik Rakyat Tiongkok," ujar pejabat AS, seperti dikutip
Reuters.
Beberapa rumah sakit dan rumah duka di China telah kewalahan karena virus menyebar tanpa terkendali di seluruh negara berpenduduk 1,4 miliar orang itu.
Namun, statistik resmi menunjukkan hanya satu kematian akibat Covid-19 dalam tujuh hari hingga Senin (26/12), memicu keraguan di antara pakar kesehatan dan penduduk tentang data pemerintah.
Angka-angka tersebut tidak konsisten dengan pengalaman negara-negara yang jauh lebih sedikit penduduknya setelah pembatasan dibuka kembali.
China mengatakan pihaknya akan berhenti mewajibkan pelancong yang datang untuk melakukan karantina mulai 8 Januari dalam langkah besar menuju pelonggaran pembatasan di perbatasannya, yang sebagian besar telah ditutup sejak 2020.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: