Sejak terpilih menjadi presiden pada 2020 lalu, Sandu ingin agar cita-catanya memasukkan Moldova sebagai bagian dari organisasi ekonomi kawasan itu segera terwujud.
"Keinginan saya sangat ambisius. Saya pikir kita harus menjadi anggota Uni Eropa pada akhir dekade ini," ujarnya seperti dimuat
US News.
Meski Moldova merupakan salah satu negara termiskin di Eropa, tetapi UE telah menerima negara itu sebagai calon anggota sejak Juni lalu.
Keberhasilan itu digadang-gadang menjadi salah satu kemenangan diplomatik yang diraih Sandu selama masa jabatannya.
Menjadi anggota UE tidaklah mudah, Moldova harus menempuh proses yang rumit dengan waktu yang cukup panjang untuk menyelaraskan undang-undang dan kriteria organisasi.
Menyusul ambisi yang diutarakan Sandu, Menteri Ekonomi Moldova Dumitru Alaiba, bulan lalu mengatakan pemerintah sedang banyak melakukan reformasi ekonomi untuk mempercepat keanggotan ke UE.
Reformasi yang dimaksud Alaiba merupakan pemangkasan birokasi jangka panjang dan fleksibilitas ekonomi pada bisnis serta kerjasama yang dibangun.
Alaiba mengatakan prioritas reformasi ekonomi mencakup deregulasi ekonomi dan merombak sistem pajak "rumit" yang telah menghalangi investor, memungkinkan korupsi berkembang dan membatasi pendapatan.
Selain itu, Moldova diklaim Alaiba juga telah berusaha melepaskan diri dari ketergantungannya terhadap gas Rusia selama perang.
Pada Rabu (28/12), perusahaan utilitas negara Moldova Energocom telah menandatangani kontrak dengan Nuclearelectrica Rumania untuk memasok 80 persen listrik untuk persediaan pada Januari 2023.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: