Pada Jumat (30/12) kapal tanker berbendera Bahama Caribbean Voyager akan memuat minyak Venezuela untuk diekspor ke Amerika Serikat dalam beberapa hari mendatang, sementara UACC Eagle yang berbendera Kepulauan Marshall akan berlayar ke pelabuhan minyak Jose Venezuela untuk membawa kargo pengencer ke perusahaan patungan Petropiar.
Kargo tersebut adalah yang pertama di bawah lisensi Departemen Keuangan AS yang memungkinkan Chevron s memperluas operasinya di Venezuela.
Pemerintahan Biden mengklaim tidak menghalangi produksi minyak dalam negeri, mereka justru menyalahkan Presiden Rusia Vladimir Putin karena memanfaatkan perangnya dengan Ukraina untuk menaikkan harga gas.
Mereka juga mengizinkan perusahaan minyak Eropa untuk menerima minyak mentah Venezuela untuk menutup utang yang tertunda.
Lisensi ini memungkinkan perusahaan minyak A.S. untuk membawa beberapa minyak mentah Venezuela yang dikenai sanksi ke Amerika Serikat untuk dijual ke penyulingan A.S.
Sanksi terhadap Venezuela diperkenalkan pada 2019 oleh Administrasi Trump, dan keputusan Administrasi Biden untuk melonggarkan beberapa sanksi tersebut muncul setelah dimulainya kembali pembicaraan awal tahun ini antara pemerintah Nicolas Maduro dan oposisi Venezuela.
Pembicaraan itu mengarah pada penandatanganan perjanjian yang ditengahi AS antara pemerintah dan oposisi untuk menyelesaikan kekacauan politik negara itu.
Chevron adalah satu-satunya perusahaan minyak AS yang saat ini beroperasi di Venezuela. Masa depan Chevron di Venezuela dan kemungkinan perluasan atau perpanjangan lisensi akan sangat bergantung pada sikap Amerika Serikat terhadap rezim Nicolas Maduro.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.