Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pengamat Militer Soal Penembakan Balon Mata-mata: AS Seperti Menembak Nyamuk dengan Meriam

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 06 Februari 2023, 06:58 WIB
Pengamat Militer Soal Penembakan Balon Mata-mata: AS Seperti Menembak Nyamuk dengan Meriam
Juru Bicara Kementerian Pertahanan Nasional China Kolonel Senior Tan Kefei/Net
rmol news logo Reaksi keras ditunjukkan Kementerian Pertahanan China dalam menanggapi langkah AS yang menembak jatuh pesawat tak berawak sipil mereka yang masuk secara tidak sengaja ke wilayah udara AS karena force majeure.

Disampaikan Juru Bicara Kementerian Pertahanan Nasional China Kolonel Senior Tan Kefei pada Minggu (5/2), serangan AS terhadap kapal udara tak berawak sipil China yang disebut Pentagon sebagai "balon mata-mata" merupakan reaksi berlebihan.

"China dengan tegas memprotes langkah ini dan berhak mengambil tindakan yang diperlukan dalam menghadapi situasi serupa," kata Tan, seperti dikutip dari Global Times.

Pernyataan Tan muncul setelah pesawat tempur F-22 Angkatan Udara AS menembakkan jatuh balon tersebut dengan rudal udara-ke-udara AIM-9X.

Sebelumnya Kementerian Luar Negeri China sudah menjelaskan, bahwa balon yang dimaksud adalah pesawat udara sipil tak berawak China yang digunakan untuk tujuan penelitian meteorologi.

Seorang pakar militer China yang meminta anonimitas kepada Global Times turut mengemukakan pandangannya.

"Langkah AS seperti menembak nyamuk dengan meriam, yang tidak hanya bereaksi berlebihan tetapi juga tidak praktis," katanya

Dibandingkan dengan balon tak berawak dan tak berdaya yang terbang mengikuti angin, metode intersepsi AS yang menampilkan jet tempur siluman canggih dan menembakkan rudalnya, itu terlalu mahal.

"Jika lebih banyak balon terbang melintasi AS, Angkatan Udara AS akan kelelahan mencegatnya dengan cara ini," kata pakar itu.

Mengomentari pernyataan Tan, pakar itu mengatakan bahwa jika sebuah pesawat asing secara tidak sengaja memasuki wilayah udara China, pasukan China juga dapat menembak jatuh dengan cara yang sama, dan tindakan AS akan berdampak signifikan terhadap hubungan militer kedua negara.

"Pesawat AS yang muncul untuk tujuan sipil atau militer, beroperasi di sekitar China, jauh lebih sering daripada pesawat China di sekitar AS," kata Lu Xiang, seorang pakar studi AS di Akademi Ilmu Sosial China.

"Jika AS tidak membedakan antara pesawat sipil dan militer, maka itu telah menjadi preseden yang sangat buruk dalam memperlakukan hubungan China-AS," kata Lu.  rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA