Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Paus Fransiskus Minta Masyarakat Sudan Letakkan Senjata dan Saling Memaafkan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/alifia-dwi-ramandhita-1'>ALIFIA DWI RAMANDHITA</a>
LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA
  • Senin, 06 Februari 2023, 08:32 WIB
Paus Fransiskus Minta Masyarakat Sudan Letakkan Senjata dan Saling Memaafkan
Paus Fransiskus melambaikan tangan saat menyapa masyarakat Sudan di monument pahlawan John Garang di Juba/AP
rmol news logo Perdamaian di Sudan menjadi fokus utama pidato Paus Fransiskus.

Irish Examiner melaporkan pada Minggu (5/2), Fransiskus kembali membuat seruan itu dalam kunjungan terakhirnya di Sudan Selatan pada akhir pekan.

Saat memimpin misa di monumen pahlawan negara John Garang, Fransiskus memohon kepada penduduk setempat untuk meletakkan senjata mereka dan saling memaafkan.

“Bahkan jika hati kita berdarah karena kesalahan yang telah kita derita, marilah kita menolak, untuk selamanya, membalas kejahatan dengan kejahatan,” kata Fransiskus.

Dalam misinya itu, Fransiskus ingin menghidupkan kembali harapan di negara termuda di dunia, yang merdeka pada 2011 lalu, namun dilanda perang saudara dan konflik hingga kini.

“Mari kita saling menerima dan mencintai satu sama lain dengan ketulusan dan kemurahan hati, sebagaimana Tuhan mencintai kita," tambahnya.

Salah satu penduduk Sudan, seorang ibu berusia 66 tahun, mengaku telah banyak menderita karena perang saudara. Ia berharap agar doa-doa yang dipanjatkan Paus, dapat membawa kedamaian di negaranya.

"Kami membutuhkan perdamaian sekarang dan saya berharap doa-doa ini akan menghasilkan perdamaian abadi," kata Natalima Andrea.

Selama kunjungannya, Fransiskus bersama Uskup Agung Canterbury, Justin Welby, dan moderator Gereja Skotlandia, Rt Rev Greenshields, fokus untuk memerhatikan para perempuan dan anak-anak yang paling menderita di kamp-kamp sementara di Sudan.

Dalam misinya, mereka bertujuan untuk mempercepat proses perdamaian di Sudan, salah satunya dengan mendorong Presiden Salva Kiir, dan saingan lamanya, Riek Machar, untuk berkomitmen kembali pada kesepakatan damai 2018 lalu.

Kiir, Machar, dan kelompok oposisi, menandatangani perjanjian damai pada 2018, tetapi ketentuan kesepakatan itu, termasuk pembentukan tentara bersatu nasional, sebagian besar tetap tidak dilaksanakan dan pertempuran terus berlanjut. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA