Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Rusia Siap Berdiskusi dengan Barat terkait Penyelidikan Lanjutan tentang Kerusakan Pipa Nord Stream

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Rabu, 08 Februari 2023, 08:26 WIB
Rusia Siap Berdiskusi dengan Barat terkait Penyelidikan Lanjutan tentang Kerusakan  Pipa Nord Stream
Kementerian Luar Negeri Rusia di Moskow, Rusia/Net
rmol news logo Di tengah hubungan yang semakin menegang, yang diperparah konflik Ukraina, Rusia menyatakan siap melakukan diskusi substantif dengan negara-negara Barat.

Penyataan itu disampaikan Sergey Belyaev, direktur Departemen Eropa Kedua Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi RTVI yang diterbitkan Selasa (7/2).

"Rusia siap untuk berbicara dengan siapa pun, dengan Inggris dan, secara umum, dengan Finlandia, Swedia, siapa pun,” kata Belyaev, seperti dimuat RT.

Ia juga memperingatkan, jika ada keinginan untuk duduk dan berbicara tentang cara menormalkan situasi, tentu akan ada dampak yang harus dihadapi.

Pernyataan Belyaev menunjuk pada ketidakmampuan negara-negara Barat untuk bernegosiasi dengan cara yang berarti, mengingat akibat dari ledakan yang merusak pipa Nord Stream September lalu.

"Meskipun Moskow berulang kali menyerukan penyelidikan bersama atas insiden tersebut, Barat telah menunjukkan keengganan yang sangat mencurigakan untuk melakukan penyelidikan yang transparan," kata Belyaev.

Ia menekankan,  semua proposal mengenai penyelidikan tidak ada yang mendapat jawaban tidak. Namun, penyelidikan itu sendiri harus dilakukan bersama. Timbul pertanyaan ketika Barat tidak ingin melakukan penyelidikan bersama Rusia.

"Nah, itu. Mengapa?" Belyaev bertanya-tanya.

Hubungan antara Rusia dan Barat telah tegang selama beberapa waktu dan terus menurun sejak Februari lalu setelah Moskow melancarkan operasi militernya di Ukraina.

Hubungan itu semakin retak dengan munculnya tragedi kebocoran  pipa Nord Stream di laut Baltik pada September 2022. Pipa tersebut berisi gas alam dari Rusia ke Jerman.

Sejumlah negara, termasuk AS, Polandia, dan Swedia,  menyebut bahwa kebocoran tersebut adalah  disengaja dan merupakan sabotase Rusia.

Aksi saling tuding pun terjadi, meningkatkan ketegangan yang sudah ada sebelumnya.

Rusia telah menyepakati penyelidikan terkait kebocoran, tetapi penyelidikan itu harus dilakukan bersama-sama, syarat yang kemudian ditolak oleh Barat. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA