Protes itu diungkapkan dalam pertemuan pejabat Kementerian Luar Negeri India dengan kuasa usaha AS di New Delhi, dan Kedutaan Besar India di Washington yang menyampaikan keprihatinannya.
Dalam protesnya, pemerintah India meminta agar AS lebih memerhatikan lagi keamanan perwakilan diplomatnya di negara itu, agar serangan kepada konsulat tidak terjadi kembali.
"Pemerintah AS diingatkan tentang kewajiban dasarnya untuk melindungi dan mengamankan perwakilan diplomatik. Kami meminta AS untuk mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mencegah terulangnya insiden seperti itu," kata pernyataan dari Kementerian India.
Berdasarkan laporan yang dimuat
Anadolu Agency pada Selasa (21/3), pemerintah India menyoroti vandalisme dan serangan yang terjadi di depan konsulatnya di AS pada Minggu (19/3) lalu, yang diluncurkan oleh sekelompok pengunjuk rasa ekstremis pro-Khalistan.
Kelompok yang merupakan bagian dari komunitas agama Sikh India itu kerap meluncurkan serangannya sejak 1970-an lalu, untuk mendirikan tanah air terpisah di wilayah Punjab Utara.
Namun, dalam aksi protes yang dilakukan baru-baru ini, kelompok pro-Khalistan yang berada di AS itu mengekspresikan kemarahannya atas kekacauan yang terjadi di kampung halamannya, Punjab Utara.
Menurut laporan yang beredar, terjadi bentrokan antara pro-Khalistan dengan kepolisian di negara bagian Punjab di India, setelah pihak berwenang India melancarkan tindakan keras terhadap pemimpinnya Amritpal Singh dan para pengikut Singh.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: