Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Belarusia Diduga Terlibat Bersama Rusia dalam Deportasi Paksa Anak-anak Ukraina

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/hani-fatunnisa-1'>HANI FATUNNISA</a>
LAPORAN: HANI FATUNNISA
  • Kamis, 25 Mei 2023, 07:25 WIB
Belarusia Diduga Terlibat Bersama Rusia dalam Deportasi Paksa Anak-anak Ukraina
Presiden Rusia, Aleksander Lukashenko/Net
rmol news logo Isu pemindahan paksa anak-anak Ukraina dari wilayah pendudukan Rusia kembali naik ke permukaan.

Kini Presiden Belarusia Aleksander Lukashenko yang merupakan teman sejati Presiden Vladimir Putin diduga memiliki andil besar dalam proses deportasi ilegal tersebut.

Kelompok oposisi Belarusia, National Anti-Crisis Management, dalam sebuah laporan yang dirilis pada Rabu (24/5) mengatakan, sebanyak 2.150 anak Ukraina, termasuk anak yatim piatu berusia enam hingga 15 tahun, dibawa ke tempat yang kerap disebut kamp rekreasi dan sanatorium di wilayah Belarusia.

"Anak-anak Ukraina dibawa ke Sanatorium Pasir Emas Belarusia di wilayah Gomel dan Sanatorium Ostroshitsky Gorodok dan kamp Dubrava di wilayah Minsk," bunyi laporan tersebut, seperti dimuat The Jerusalem Post.

Menurut laporan itu, anak-anak dibawa dengan bus ke Rusia dari wilayah Ukraina yang dikuasai kemudian dibawa dengan kereta api menuju Belarusia.

"Lukashenko secara pribadi memerintahkan pemindahan anak yatim piatu ke Belarusia dan memfasilitasi kedatangan mereka dengan dukungan keuangan dan organisasi," tambah laporan tersebut.

Asisten Profesor di University College London dan Spesialis Hukum Hak Anak, Yulia Ioffe mengatakan Belarusia bisa melanggar Konvensi Hak Anak Internasional jika benar terbukti terlibat dalam kegiatan deportasi Rusia.

"Tindakan Belarusia juga dapat dianggap sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan karena deportasi pemindahan paksa penduduk di bawah Statuta Roma ICC, asalkan ada cukup bukti pemindahan paksa yang tersebar luas atau sistematis," ungkap loffe.

Maret lalu, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan Putin dan Menteri Perlindungan Hak-hak Anak, Maria Lvova-Belova, atas dua dakwaan kejahatan perang karena memindahkan ratusan anak Ukraina ke Rusia.

Menurut laporan Ukraina, sekitar 20.000 anak telah dipindahkan secara ilegal ke Rusia sejak invasi besar-besaran dimulai 24 Februari tahun lalu.

Ukraina menduga puluhan ribu anak itu telah disiapkan untuk diadopsi di Rusia dan Belarusia. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA