Sejauh ini, dugaan mengarah kepada human error atau kelalaian manusia.
Menteri Perkeretaapian Ashwini Vaishnaw mengatakan, terjadi masalah dengan sistem sinyal elektronik yang menyebabkan kereta api salah berpindah jalur.
"Siapa yang melakukannya dan apa alasannya, itu nanti akan kita dapatkan lewat penyelidikan yang telah dimulai," katanya dalam wawancara dengan jaringan Televisi New Delhi, seperti dikutip dari
Deutsche Welle.
Dua kereta ekspres dan satu kereta barang bertabrakan di Odisha pada Jumat malam. Ada ribuan penumpang di dua kereta ekspres tersebut di malam itu. Coromandel Express dengan 17 gerbong melaju kencang dengan kecepatan 128 kph, bertabrakan dengan Howrah Superfast Express yang bergerak ke utara antara kota Bengaluru dan Howrah dengan kecepatan 126 kph.
Kedua kereta itu kemudian terguling di dekat stasiun Bahanaga di distrik Balasore Odisha sekitar pukul 7 malam. Sebuah kereta barang yang berada di jalur sebelahnya, ikut terempas, lalu terbalik.
Sedikitnya 288 orang tewas dan lebih dari 1.000 terluka. Ini menjadi salah satu kecelakaan kereta api paling mematikan di India.
Pejabat kereta api dan saksi berkumpul menyerahkan bukti untuk memulai penyelidikan yang dipimpin oleh AM Chowdhary, komisaris keselamatan kereta api untuk lingkar tenggara.
"Semua orang yang terlibat di lokasi telah diminta untuk bergabung dalam penyelidikan. Penyelidikan akan memakan waktu dan kami melihat semua kemungkinan," kata Chowdhary kepada wartawan, seperti dikutip dari
Reuters.Namun, Dewan Perkeretaapian India telah merekomendasikan agar Biro Investigasi Pusat mengambil alih penyelidikan.
Sementara petugas masih menyisir lokasi kejadian, mengumpulkan puing-puing, dan memperbaiki rel, lalu lintas kereta api yang bisa digunakan pada Senin hanya satu jalur saja.
Peristiwa tragis ini mengundang keprihatinan dan kesedihan dari penjuru dunia. Ucapan belasungkawa terus mengalir dari para pemimpin. Mereka berjanji membantu India memberi pemulihan bagi korban dan keluarga yang ditinggalkan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: