Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Mengerikan, Teknologi AI Diramalkan Bisa Membunuh Manusia dalam Dua Tahun

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Rabu, 07 Juni 2023, 08:45 WIB
Mengerikan, Teknologi AI Diramalkan Bisa Membunuh Manusia dalam Dua Tahun
Ilustrasi/Net
rmol news logo Prediksi mengerikan tentang masa depan sistem kecerdasan buatan AI disampaikan penasihat Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, Matt Clifford, yang mengatakan bahwa sistem itu bisa membunuh banyak manusia hanya dalam waktu dua tahun.

AI memiliki potensi untuk menciptakan senjata siber dan biologis yang dapat menimbulkan banyak kematian, menurutnya.

Untuk mencegahnya, Clifford mengatakan harus ada kebijakan yang tepat agar sistem AI tetap berada di jalur yang tepat.

"Tanpa tindakan segera, ancaman yang ditimbulkan oleh serangan dunia maya dan pembuatan senjata biologis di tahun-tahun mendatang bisa menjadi eksponensial," kata Clifford, seperti dikutip dari The National, Selasa (6/6).

Komentar mengerikan Clifford datang beberapa jam sebelum Sunak terbang ke Washington, di mana dia diharapkan mengangkat kerja sama dalam mengatasi dampak AI.

Clifford, yang membantu Sunak membentuk gugus tugas AI, mengatakan bahwa seperti awal pandemi Covid-19, mudah bagi orang untuk mengabaikan peringatan tentang hal-hal yang tidak mereka ketahui.

Dia menunjuk ke sebuah surat yang ditandatangani oleh 350 ahli AI minggu lalu yang meramalkan potensi jangka panjang teknologi yang dapat menyebabkan kepunahan manusia.

"Kekhawatiran tumbuh karena ada tingkat kemajuan yang cukup mencolok selama beberapa tahun terakhir," kata Clifford.

Clifford mengatakan jika AI diciptakan untuk menjadi lebih cerdas dari manusia dan tidak dapat dikendalikan akan ada berbagai macam risiko. Dia mengatakan risiko jangka pendek saja "cukup menakutkan", menunjuk pada teknologi yang dapat memicu serangan siber skala besar.

Dia kemudian mengatakan sangat penting bagi pembuat kebijakan untuk mencoba mencari tahu bagaimana mengendalikan model seperti itu karena saat ini belum ada yang melakukannya.

"Regulasi diperlukan dalam skala global," tekannya.

Clifford kemudian mengatakan bahwa AI, jika dimanfaatkan dengan cara yang benar, bisa menjadi kekuatan untuk kebaikan. Andai AI diciptakan untuk menyembuhkan penyakit, membuat ekonomi lebih produktif, membantu manusia mencapai ekonomi netral karbon, maka dunia akan terasa indah.

Surat yang ditandatangani oleh 350 pakar AI pekan lalu menyebutkan risiko yang ditimbulkan oleh AI harus ditangani dengan keseriusan yang sama seperti pandemi atau perang nuklir.

Bos senior di perusahaan seperti Google DeepMind dan Anthropic menandatangani surat itu, bersama "ayah baptis AI", Geoffrey Hinton.

Hinton mengundurkan diri dari perannya di Google awal bulan ini, mengatakan bahwa di tangan yang salah, AI dapat digunakan untuk menyakiti orang dan mengakhiri umat manusia.

Sunak bulan lalu mengadakan pertemuan dengan para pemimpin teknologi untuk membahas potensi ancaman eksistensial yang ditimbulkan oleh AI.

Selama kunjungannya ke AS minggu ini, dia diharapkan mampu melobi Presiden AS Joe Biden agar Inggris mengambil peran utama dalam pengembangan AI dan menyarankan gagasan tentang badan pengatur global, kemungkinan berdasarkan Badan Energi Atom Internasional. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA